Kamis, 29 Desember 2011

Siksaan Cinta untuk Orang yang Mabuk Cinta

Cinta. Cinta menurut sebahagian orang adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang. Setiap pemuda atau pemudi akan muncul sebentuk perasaaan untuk mencintai dan ingin dicintai oleh lawan jenisnya.
Sebuah naluri… Dalam pencarian cinta timbul berbagai gejolak, ada perasaan rindu, gelisah dan bahagia. Saat ini mungkin ada di antara saudaraku yang tengah galau dilanda cinta. Hati berdebar, tak dapat belajar dengan baik, selalu teringat pada sang kekasih. Bila ia ada di sisimu engkau menangis karena takut berpisah dan bila ia berada jauh darimu engkau menangis karena rindu… Hati sengsara, meskipun cinta itu manis rasanya… Hari demi hari engkau sibukkan pikiranmu tentangnya. Bagaimana bila ia marah? Bagaimana bila kehilangan dirinya?
Semua pikiran itu…, sungguh-sungguh menyesakkan dadamu, terlebih bila kerinduanmu memuncak. Atau bahkan engkau sibuk mencari perhatiannya, menelfonnya setiap hari dan mau melakukan apa saja untuknya asalkan ia selalu bersamamu.

Lulus Ujian Akhir? Bidadari Surga Menantimu..

Hidup penuh ujian. Allah SWT berfirman bahwa Ia memberi ujian agar mengetahui siapakah yang terbaik amalnya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagimu, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka terbaik perbuatannya.” (QS. al-Kahfi: 17)
Sesungguhnya ritme ujian hidup tak ubahnya seperti ujian akhir yang dihadapi para mahasiswa. Sebelum ujian tiba, mahasiswa harus mengikuti perkuliahan reguler dengan tekun dan menyimak apa yang diajarkan dosen agar mendapat ilmu yang bermanfaat dan lulus ujian. Mahasiswa yang terbaik persiapan belajarnya, maka niscaya akan mampu menghadapi ujian itu dengan baik pula. Suka atau tidak, mahasiswa harus menghadapinya, sehingga wajib baginya untuk menyiapkan perbekalannya, sebelum, menjelang, saat dan sesudah ujian. Demikian pula seorang muslim, ia harus menyiapkan bekal untuk menghadapi ujian hidup agar sukses memasuki surga.

Sekilas Tentang Proses Ta’aruf

Saya pernah ditanya tentang bagaimana cara mengidentifikasi akhawat yang “asli” di zaman sekarang? Karena kini banyak akhawat berjilbab panjang namun kok masih titik-titik. Padahal ikhwah aktivis da’wah yang haraki inginkan pendamping yang haraki pula.
Nah, disinilah manfaat ta’aruf, agar kita tidak terjebak pada ghurur. Ta’aruf bukan sekedar formalitas saja namun benar-benar dilaksanakan untuk saling mengenal, mencari informasi akhlak, kondisi keluarga, saling menimbang, dsb. Permasalahan sesungguhnya bukanlah pada akhawat “yang asli” atau “tidak asli” namun terkait kepada pemahaman kita bahwa hanya Allah sajalah yang mengetahui kadar keimanan seseorang, terlepas dari penampilannya. Walau pemakaian jilbab adalah juga cermin keimanan.
Pemahaman
Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….”(QS. An Nuur [24]: 26)
Ayat di atas adalah janji Allah kepada hamba-hamba-Nya. Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt telah menetapkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, demikian pula sebaliknya. Jadi kita tak perlu khawatir akan mendapatkan pendamping yang tak sekufu agamanya karena sesungguhnya semuanya bermula dari diri kita sendiri. Sudahkah kita beragama dengan baik? Bagaimana kadar keimanan kita?

Senin, 26 Desember 2011

BAHAYA BANYAK BICARA

Banyak bicara merupakan sikap berlebihan yang paling banyak terjadi dan paling besar pengaruhnya. Tidak ada yang selamat dari sikap ini kecuali hanya sedikit.
Dalil-dalil yang menganjurkan untuk menjaga lisan dari banyak bicara
Allah berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 18)
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata dalam menukil perkataan Ibnu ‘Abbas:
Malaikat tersebut mencatat setiap perkataan hamba, yang baik maupun yang buruk hingga mereka menulis perkataan; saya berkata, saya minum, saya pergi, saya datang, dan saya melihat.”

Kamis, 22 Desember 2011

Hari Ibu, Ucapan selamat untuk siapa?

Yah, seperti inilah kondisi negara Indonesia. Masyarakatnya masih 'latah' dengan hal-hal yang diimpor dari mancanegara terutama dari negara-negara barat. hmm.. mungkin anda atau mungkin saya sendiri bertanya-tanya. Kenapa di pagi-pagi buta seperti ini saya menulis catatan di Blog ini? yang jelas saya mencoba untuk menguraikan kegalauan saya ke dalam bentuk tulisan yang merupakan hasil pemikiran saya dengan beberapa sumber referensi yang mendukung artikel saya ini. Artikel kali ini saya mencoba untuk membahas tentang Hari Ibu. Seringkali ada anekdot kenapa tidak ada Hari Bapak? atau mungkin Hari Anak saja sekalian? Oops... sebagai seorang muslim saya serta merta berpikiran, agaknya ini adalah sebuah bentuk penyesatan yang dibuat dengan kemasan yang cukup cantik dan kita tidak menyadarinya secara langsung bahwa ini salah satu bentuk penyesatan yang nyata. Ketika digabungkan ada Hari Ibu, Hari Bapak dan Hari Anak maka akan berhubungan dengan konsep Trinitas yang dibawa oleh banyak agama pagan di dunia ini termasuk Yahudi dan Nasrani.  Baik, mari coba kita lihat sejarah darimanakah asal hari Ibu ini dimulai. 

Jumat, 02 Desember 2011

Bersin dan Menguap

Rasulullah bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها، ضحك منه الشيطان )) صحيح البخاري في الأدب 6223
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’alaa anhu, Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya”. Shahih Bukhari, 6223.
Imam Ibn Hajar berkata, “Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)

Ketika Hasan Al Banna Menolak Sistem Parlementer

Senin 28/11/2011, sebagian Warga Mesir terlihat mulai berduyun-duyun mengantri di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). Mereka berbaris untuk memberikan suaranya dalam pemilu pertama sejak revolusi Mesir sekaligus membuka jalan demokrasi di negara Arab yang berpopulasi penduduk terbanyak.
Sepuluh bulan setelah berakhirnya kekuasaan rezim Mubarak selama 30 tahun akibat desakan demonstrasi dalam Revolusi Arab, sekitar 40 juta penduduk Mesir terdaftar dalam pemilu untuk memilih anggota parlemen. Namun akankah dengan Sistem Parlementer (Demokrasi), kelak Mesir akan tegak berdiri dalam kejayaan cahaya Islam?
Selepas Perang Dunia I, paham berhaluan Barat melakukan penetrasi cukup hebat di Mesir. Kebangkitan nasionalisme di Dunia Islam mencapai puncaknya dengan penggulingan sistem Khilafah Islam Utsmaniyah di Turki oleh Kamal Attaturk. Fenomena ini berlangsung ketika Hasan Al Banna tengah belajar di Darul Ulum. Di dalam catatannya, ia mengekspresikan kebimbangannya,
“Hanya Allah yang mengetahui sudah berapa malam kami berbincang-bincang mengenai kondisi negara dan hubungannya dengan segenap lapangan hidup rakyat, apa dampak dari penyakit masyarakat dan bagaimana mengatasinya. Kami berbincang dengan penuh perasaan hingga meneteskan air mata. Sebelum mengambil satu keputusan, kami berbicara panjang lebar. Namun, alangkah terkejutnya kami ketika membandingkan keadaan ini dengan mereka yang tidak memikirkannya sama sekali, dan justru asyik bersenang-senang di kedai kopi.” (The Moslem Brethren, Ishak Musa Husaini)

Kamis, 10 November 2011

Nasionalisme, Pemicu Masuknya Liberalisme di Dunia Arab

Kenapa dunia Arab hingga kini masih sulit bersatu? Penyebabnya ideologi nasionalisme yang ditanam Prancis dan Inggris pada era kolonialisme masih kuat bercokol dalam dada pemimpin Arab daripada semangat pan Islamimisme. Inilah yang diingini Barat. Tujuan finalnya adalah agar Liberalisasi diterima Arab.
Liberalisasi Islam di dunia Arab ternyata dipicu oleh paham nasionalisme pada tahuan 1700-an. Pertama-tama tokoh nasionalis Arab membangkitkan semangat Arabisme dan patriotisme. Gerakan disemangati oleh ghirah memerdekakan negara dan melepaskan diri kekuasaan Turki Utsmani.
Pada kondisi inilah dunia Arab mulai terpecah-belah, kehilangan semangat ukhuwah Islamiyah dan mulai iming-iming modernisme Barat. Ironinya, semangat membangkitkan nasionalisme tersebut digerakkan oleh para penjajah Barat. Tujuannya, melemahkan semangat keislaman dan memecah belah umat Islam di semenanjung Arab

Selasa, 08 November 2011

Cita-cita ke langit, "faghfirlii yaa rabb..."


Ya Allah.. teguhkanlah pendirianku, jauhkanlah aku dari hati yang tidak khusyuk, perkataan yang buruk dan amal-amal yang tidak diterima, serta ampunilah dosaku. Amiin.. (08/11) #21 (Update status, 7/11/2011 sekitar pukul 23.00)

Subhanalloh.. Maha Suci Allah atas segala kuasaNya di alam semesta ini. 
Alhamdulillah atas nikmat dan karuniaNya hingga sampai detik ini saya masih bisa bernafas di umur yang ke 21 yang mungkin tinggal 42 tahun lagi saya hidup di dunia ini. semoga di sisa umurku ini bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat dari waktu sebelumnya. dan semoga tidak ada personal yang menyalahartikan dan menyalahgunakan arti kebermanfaatan ini demi kepentingannya sendiri. Naudzubillah...

Bertambahnya usia, maka bertambahlah amanah yang diembankan kepada kita. Setiap detik harusnya kita lebih bermuhasabah diri.
- Sudahkah kita berdzikir setiap waktu? seperti yang dilakukan Rasulullah صلى الله عليه و سلم semasa hidupnya.. 
- Sudahkah kita melakukan rukun Islam sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم?
- Sudahkah kita memberikan kebermanfaatan kepada sesama makhluk ciptaan Allah Ta' ala?

Satu yang ingin saya sampaikan disini Bahwa hidup hanya sementara apakah kita sudah memanfaatkan hidup kita secara optimal?
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yg sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-`Ankabut:64). 

Dan lantas, sudahkah kita mencita-citakan untuk syahid di jalan Allah?
Rasulullah صلى الله عليه و سلم berkata: "Barangsiapa yang meninggal dan belum berperang serta belum berniat untuk berperang, maka ia meninggal berada di atas cabang kemunafikan."(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud No. 2141)
Bahkan Rasulullah pun bercita-cita untuk syahid, akan tetapi Allah ta'ala berkehendak lain. 

Semoga catatan pendek ini bisa menjadi sarana untuk saling menasehati untuk sesama muslim di Dunia ini. Afwan minkum jika 21 tahun ke belakang saya banyak mempunyai kesalahan sebagai konsekuensi saya yang hanya manusia biasa. 

Terimakasih atas ucapan serta do'a yang telah di sampaikan melalui SMS, Facebook dan media lainnya. Semoga Allah mengabulkan do'a-do'a yang baik serta memasukkannya kedalam amalan pemberat timbangan di Akherat kelak. dan untuk ucapan yang buruk semoga Allah menghapuskannya seperti debu yang tertiup oleh angin. 

Terimakasih pula saya ucapkan untuk kawan-kawan se-perjuangan yang telah memberikan inspirasi sehingga saya bisa menjadi manusia yang seperti sekarang. 

For my family and my close-friends (muslim-brotherhood). 
You are my best friend in this world! And I can't stop run in my way! :D

Sebuah catatan pribadi, cita-cita ke langit!

Senin, 31 Oktober 2011

Wahai kau para bapak polisi!

Seperti biasa polisi "Indonesia" menjadi perbincangan sehari-hari para rakyat di negeri ini. Tidak seperti polisi India yang datang terlambat ketika bajingan sudah kabur dari tempat kejadian perkara. Polisi Indonesia yang selalu menjadi perbincangan hangat ini menyoal tentang Lalu lintas. Ya, kali ini saya akan bercerita sedikit tentang Polisi yang satu ini. Polantas alias Polisi Lalu Lintas.

Hari Sabtu yang Lucu... (29 Oktober 2011)
Pagi itu, saya dan beberapa teman saya hendak pergi untuk menjenguk teman saya yang sakit di kampung halamannya. Kami berangkat menggunakan mobil dengan penumpang yang cukup penuh. Hingga di sekitar daerah bumiayu. Kami dihentikan oleh sekelompok bapak polisi yang sedang bertugas.
Pak Polisi : Selamat Pagi Mas, bisa lihat surat-suratnya
Teman saya (sebut saja Lintang, /nama samaran.red): Ini pak. (sambil menunjukkan SIM dan STNK)
Pak Polisi : Dari mana mau kemana mas?
Lintang : Dari Purwokerto mau ke Indramayu pak.
Pak Polisi : Masnya ini sama siapa saja di dalam mobil?
Lintang : ini saya dan teman kuliah saya pak.
Pak Polisi : mau kemana kalian? (sambil melihat-lihat penumpang dalam mobil)
Lintang : Jenguk teman saya pak yang sedang sakit.
Pak Polisi : Benar ini teman-teman kalian?
Lintang : Iya Pak.

Jumat, 28 Oktober 2011

Renungkan ini wahai pemuda!


Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Begitulah kata-kata yang didengungkan pada tanggal 28 Oktober 1928 oleh para pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Indonesia kedua yang dihadiri oleh para pemuda dari berbagai entitas yang berasal dari seantero nusantara ini. Mereka membawa misi yang sama yaitu untuk sebuah kemerdekaan bagi bangsa yang pada saat itu masih terjajah, Bangsa Indonesia.

Revolusi Jalan Kaki

Revolusi, kata-kata ini saya kenal pertama kali pada saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) mata pelajaran sosiologi. Pada mata pelajaran tersebut diperkenalkan dua istilah yang pada saat itu masih asing di telingaku. Istilah pertama adalah evolusi yang dapat diartikan dengan perubahan secara lambat dicontohkan dengan teori evolusi darwin dan Istilah yang kedua yaitu revolusi yang dapat diartikan dengan perubahan secara cepat yang dapat menimbulkan gesekan nilai-nilai sosial sehingga revolusi dapat merubah seluruh aspek kehidupan dengan pesatnya hal ini dicontohkan dengan revolusi industri di inggris dan perancis.

Butuh sebuah solusi
Ditengah problematika bangsa nan kompleks ini, bangsa ini butuh solusi tepat dan konkrit untuk mengatasinya. Segala macam krisis multidimensi perlahan mulai diperbaiki. Akan tetapi, pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Permasalahan ekonomi, pendidikan, kemapanan energi dan pangan serta krisis kepemimpinan hingga konflik antar pemeluk agama masih menghiasi dinding-dinding headline surat kabar cetak maupun elektronik disetiap harinya. Televisi yang menyediakan kabar dan berita yang subjektif semakin memperparah kondisi psikis rakyat kecil yang hanya bisa berpangku tangan dan menaruh harapan kepada generasi pembaharu nanti.

Minggu, 16 Oktober 2011

Bangga Sebagai Seorang Muslim


Di antara nikmat yang tidak terhitung bagi kita semua adalah ni’matul wujud atau nikmat kehidupan. Bahwa kita dijadikan salah satu makhluk-Nya yang dimuliakan yang hidup di alam raya ini. Kehidupan ini memberikan kepada kita hak-hak yang luar biasa banyaknya setelah Allah swt memberikan eksistensi/keberadaan diri kita dalam kehidupan.
Karunia kedua, ni’matul insan, fakta bahwa kita adalah manusia yang ditetapkan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan, keunggulan dalam struktur jasmani dan ruhani dibanding makhluk-makhluk lainnya.
Karunia ketiga, ni’matul ‘aql atau karunia akal. Allah swt memberi kepada kita kemampuan membaca dan menulis, kemampuan untuk menjelaskan, kekuatan untuk memahami ayat-ayat-Nya yang tersurat dan tersirat, diantara ayat-ayat-Nya yang tidak tertulis adalah fenomena di alam raya ini.
Lebih dari pada itu, ada karunia yang jauh lebih besar. Yakni,  ni’matul hidayah ilal Islam (karunia petunjuk menjadi seorang Muslim). Inilah nikmat yang paling mulia dan paling berharga.
Dan ini tidak Allah berikan kepada semua manusia, melainkan hanya kepada kita.
"Sesungguhnya kenikmatan beragama hanya Aku berikan kepada hamba yang Aku pilih dari hamba-hamba-KU yang shalih." (al Hadits).
Karena itu nikmat ini haruslah kita syukuri. Inilah jalan satu-satunya yang Allah berikan kepada kita agar kita mendapat kebaikan/kemuliaan di dunia dan di akhirat.
“Jika kamu mensyukuri nikmat-Ku, pasti akan Aku tambah. Tapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, ketahuilah bahwa adzab-Ku pasti pedih .” (QS. Ibrahim (14) : 7)

Jumat, 23 September 2011

Thoriq bin Ziyad, Sang penakluk spanyol

Setelah Rasulullah saw. wafat, Islam menyebar dalam spektrum yang luas. Tiga benua lama -Asia, Afrika, dan Eropa-pernah merasakan rahmat dan keadilan dalam naungan pemerintahan Islam. Tidak terkecuali Spanyol (Andalusia). Ini negeri di daratan Eropa yang pertama kali masuk dalam pelukan Islam di zaman Pemerintahan Kekhalifahan Bani Umaiyah.

Sebelumnya, sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman. Raja Roderick yang berkuasa saat itu. Ia berkuasa dengan lalim. Ia membagi masyarakat Spanyol ke dalam lima kelas sosial. Kelas pertama adalah keluarga raja, bangsawan, orang-orang kaya, tuan tanah, dan para penguasa wilayah. Kelas kedua diduduki para pendeta. Kelas ketiga diisi para pegawai negara seperti pengawal, penjaga istana, dan pegawai kantor pemerintahan. Mereka hidup pas-pasan dan diperalat penguasa sebagai alat memeras rakyat.

Kelas keempat adalah para petani, pedagang, dan kelompok masyarakat yang hidup cukup lainnya. Mereka dibebani pajak dan pungutan yang tinggi. Dan kelas kelima adalah para buruh tani, serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka paling menderita hidupnya.

Akibat klasifikasi sosial itu, rakyat Spanyol tidak kerasan. Sebagian besar mereka hijrah ke Afrika Utara. Di sini di bawah Pemerintahan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, kesamaan hak, keamanan, dan menikmati kemakmuran. Para imigran Spanyol itu kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan, Gubernur Ceuta, bernama Julian, dan putrinya Florinda -yang dinodai Roderick-ikut mengungsi.

Melihat kezaliman itu, Musa bin Nusair berencana ingin membebaskan rakyat Spanyol sekaligus menyampaikan Islam ke negeri itu. Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memberi izin. Musa segera mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100 orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa.

Reformasi yang Tak Konkrit

"Reformasi seperti apakah yang anda inginkan? Untuk menyelesaikan semua permasalahan umat di negeri ini." - pagi hari, 12 Mei 2011

Mungkin kata-kata diatas cukup bisa menggambarkan apa yang saya dan sebagian rakyat Indonesia rasakan. Reformasi yang telah diperjuangkan tiga belas tahun silam sampai sekarang tidak berbuah apa-apa. Hanya pergantian kepemimpinan presiden dan kabinet saja yang bisa terlihat. Seharusnya ini bicara tentang perubahan!

Mulai dari peristiwa kemerdekaan, malari, supersemar sampai dengan reformasi 98. semua itu diperjuangkan oleh para pemuda. Namun sayangnya, dari semua pergerakan tersebut. selalu saja dibayangi oleh kepentingan-kepentingan segelintir orang ataupun golongan dengan segala obsesi dan konspirasi.

"beri saya 10 orang pemuda maka saya akan merubah dunia" begitulah salah satu kalimat dalam orasi yang disampaikan oleh sang proklamator bangsa ini Ir. Soekarno. Singkat namun sarat akan makna. Pemuda seharusnya sebagai agen perubahan bangsa ini bisa memberikan solusi konkrit atas segala permasalahan bangsa ini. Bangsa yang sekarang terjajah di tanahnya sendiri. Terjajah di tengah wilayah daratan dan lautannya luas dengan kekayaan alam yang melimpah.

Rabu, 31 Agustus 2011

Masa Depan di Tangan Islam


Kendati Gerakan Dakwah memiliki peranan penting dalam penyebaran nilai-nilai Islam dan perbaikan kondisi umatnya, namun tidak berarti bahwa masa depan Islam tergantung pada Gerakan Dakwah. Masa depan tetap di tangan Islam apakah Gerakan Dakwah memaminkan perannya secara baik dan maksimal ataupun tidak. Bahkan penyimpangan atau politisasi (bisnisisasi) Gerakan Dakwah dan ajaran Islam sekalipun tidak akan menghambat tersebarnya ajaran Islam di tengah masyarakat.
Di samping itu, hambatan dan serangan dari berbagai penjuru yang dilakukan oleh musush Islam di seantero dunia ini juga tidak pernah dan tidak akan pernah mampu menghambat perkembangan nilai-nilai Islam di tengah-tengah kehidupan manusia. Pertumbuhan umat Islam Eropa dan Amerika yang semakin hari semakin menguat, perkembangan berbagai gerakan dakwah di berbagai penjuru negeri Islam, tak terkecuali di Indonesia saat ini, kendati mendapat serangan dari dalam dan luar masyarakat Muslim, cukup sebabgai bukti bahwa Islam sedang berpacu dan melaju menuju sebuah titik yang tidak mungkin dihentikan oleh siapapun dan negara manapun. Karena kemajuan Islam itu merupakan kehendak pemiliknya, yakni Allah sebagai Pemilik alam semesta.

Sabtu, 21 Mei 2011

Kenapa Umat Islam Benci Yahudi

Dalam tulisan ini, kami akan tunjukkan kepada siapa yang ingin mengetahui siapa sebenarnya Yahudi, berikut sifat-sifat buruk mereka yang telah direkam dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabawiyah. Kami tuliskan ini sebagai bagian nasihat kepada kaum muslimin agar tidak tertipu oleh syetan, dan tidak tertipu oleh orang munafik yang suka berlaku dusta dan berpura-pura. Kita memusuhi mereka karena disebabkan kekufuran, kefasikan dan kedzaliman mereka, baik dunia menyetujinya atau tidak, baik mereka menampakkan permusuhan atau persahabatan terhadap kita. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah membongkar isi hati mereka.

Dan memang seharusnya umat Islam tidak rela negeri mereka dijadikan ajang perayaan HUT kemerdekaan Negara penjajah Israel yang suka menumpahkan darah umat Islam.

Yahudi dalam Al-Qur'an

1. Yahudi adalah orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang mukmin. Termasuk juga orang-orang Nashrani yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah adalah satu dari yang tiga," dan orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih Ibnu Maryam. Allah berfirman tentang mereka,

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82)

2. Mereka kufur kepada Allah dan para rasul-Nya serta membedakan antara beriman kepada Allah dan kepada para rasul.

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan." (QS. Al-Nisa': 150-151)

3. Yahudi mengingkari para Nabi, mencela dan merusak kehormatan mereka serta kehormatan hamba-hamba Allah yang shalih dan shalihah.

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا

"Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina)." (QS. Al-Nisa': 156)

Harkitnas dan Boedi Oetomo dalam Bayang-bayang Freemason & Theosofi

Harkitnas dan Boedi Oetomo dalam Bayang-bayang Freemason & Theosifi
Oleh: Artawijaya*



Setiap tanggal 20 Mei pemerintah memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), mengacu pada organisasi Boedi Oetomo (BO) yang didirikan pada 20 Mei 1908. Anehnya, kedekatan BO dengan organisasi Freemason tak pernah diungkap sejarah. Ada apa?

Het Jong Javaasche Verbond Boedi Oetomo atau Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo didirikan di Gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen), Batavia, pada 20 Mei 1908. Tahun berdirinya BO sama dengan tahun munculnya Gerakan Turki Muda (Young Turk Moment). Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) yang dipimpin oleh Mustafa Kemal At-Taturk juga mengadakan revolusi kebangkitan nasional. Gerakan ini berhasil menumbangkan kekhilafahan Islam, dan mengganti hukum Islam menjadi hukum sekular. Aktivis Turki Muda banyak didominasi oleh para sekularis. Bahkan, At-Taturk sendiri adalah anggota jaringan Freemason yang sangat anti dengan syariat Islam.

Mengenai Gerakan Revolusi Turki Muda, pendiri Boedi Oetomo yang juga anggota Theosofi, dr Soetomo mengatakan, “Perkembangan yang terjadi di Turki adalah petunjuk jelas bahwa “cita-cita Pan-Islamisme” telah digantikan oleh nasionalisme.” Soetomo adalah tokoh Boedi Oetomo yang banyak melontarkan pelecehan terhadap Islam dan mengagumi gerakan kebangsaan yang terjadi di Turki.

Nama Boedi Oetomo diambil dari bahasa Sanskerta, ”Bodhi” atau ”Buddhi” yang berarti keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal, dan daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi ide-ide umum. Sedangkan Oetomo berasal dari kata ”Uttama” yang berarti tingkat kebajikan utama. Jadi, BO bisa disebut sebagai organisasi yang mengedepankan keterbukaan akal sebagai tingkat kebajikan utama. Mereka menyebut ”budi” sebagai puncak kegiatan moral manusia dan mengendalikan akal dan watak seseorang.

….Soetomo adalah tokoh Boedi Oetomo yang banyak melontarkan pelecehan terhadap Islam….

Senin, 09 Mei 2011

 Demokrasi

DEMOKRASI (democracy) adalah satu sistem politik dan sosial yang timbul di Barat, yang dikenal oleh peradaban Barat modern dari peradaban Yunani kuno dan pengembangannya dilakukan oleh kebangkitan Barat modern dan kontemporer ini. la membangun hubungan antar individu masyarakat dan negara yang sesuai dengan prinsip persamaan antar negara dan keikutsertaan mereka secara bebas dalam membuat undang-undang hukum yang mengatur kehidupan umum, yang mengacu pada prinsip yang mengatakan bahwa rakyat adalah pemilik kekuasaan dan sumber hukum, (The voice of people is the voice of God-ini Kabbalah). Kekuasaan rakyat menurut pandangan sistem demokrasi, adalah milik rakyat dan melalui rakyat pula untuk mencapai kedaulan rakyat, tujuan-tujuannya, dan kepentingan-kepentingannya.84)

Sedangkan sistem perwakilan (representative), di mana para wakil rakyat terpilih mewakili rakyat untuk menjalankan tugas-tugas kekuasaan legislatif, mengawasi, dan meminta pertanggungjawaban kekuasaan eksekutif adalah perangkat demokrasi yang menjadi penyambung bagi demokrasi langsung --di mana rakyat melakukan secara langsung-- semua tugas-tugas kekuasaan ini dalam rangka mewujudkan tujuan-tujuan demokrasi.

Bagaimanakah prinsip Islam terhadap demokrasi, apakah menerima secara mutlak, atau menolak mentah-mentah, atau menerima dengan beberapa catatan? Sebaiknya kita melakukan pengamatan khusus bahwa Islam --dalam masalah-masalah hidup, keorganisasian, sistem dan sarana yang dipakai untuk mewujudkan tujuan-tujuan dan filsafatnya-- tidak selalu menutup bagi semua yang datang dari luar dan asing, begitu pula tidak senantiasa menerima apa yang datang dari luar tanpa memahami dan melakukan ijtihad. Jika ijtihad adalah satu metodologi dalam pemikiran Islam maka sepatutnya ijtihad ini terdapat dalam pemikiran demokrasi. Jika sebagian orang mengganti demokrasi dengan syura, maka pandangan Islam yang obyektif dan pengamatan yang menukik atas hubungan antara syura dan demokrasi akan menemukan titik temu dan titik pisah sekaligus.

Dilihat dari perangkat jalan dan sistem yang mengantarkan pada pencapaian tujuan masing-masing: demokrasi dan syura, ia merupakan pengalaman empirik manusia, tidak ada di dalamnya ketentuan-ketentuan suci yang memberi batasan perkembangan dalam pengalaman demokrasi dan perkembangannya itu sesuai dengan jaman, tempat dan kondisi. Pengalaman yang diperoleh demokrasi dalam perkembangan peradaban Barat, yang kemudian melahirkan sistem perwakilan serta pewakilan melalui pemilihan, adalah pengalaman yang sarat dengan aset manusia yang tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ia merupakan pengembangan pencapaian yang telah dikenal oleh peradaban Islam sejak masa awal berupa perangkat bai'at dan pengalamannya.

Sedangkan titik pisah antara syura Islam dan demokrasi Barat, secara jelas berkisar pada: hak milik siapa prinsip kekuatan legislatif? Demokrasi menjadikan kedaulatan prinsip kekuasaan legislatif milik rakyat, baik secara terbuka atau dalam bentuk apa yang diistilahkan oleh para pakar demokrasi dengan undang-undang alamiah (natural law) yang mewakili, menurut pandangan mereka, dasar-dasar fitrah manusia. Kekuasaan dan begitu juga kedaulatan --dalam sistem demokrasi-- adalah hak wewenang manusia: umat dan rakyat. Sedangkan dalam sistem syura Islam, kedaulatan hukum, pada prinsipnya hak wewenang Allah yang termanifestasikan dalam syari'ah, yang merupakan buatan Allah, bukan hasil upaya manusia maupun pemberian alam. Wewenang dan hak manusia dalam pembuatan hukum --kekuasaan legislatif--- hanyalah kewenangan yang dibangun diatas syari'ah ilahiah ini dan penjabarannya; merumuskan hukum-hukum dari prinsip-prinsipnya; dan merinci prinsip-prinsip umumnya. Begitu pula manusia ini mempunyai kewenangan ijtihad dalam persoalan-persoalan yang belum ditentukan oleh ketentuan samawi, dengan syarat kewenangan manusia itu tetap tunduk pada kerangka filsafat Islam tentang hukum.

Oleh sebab itu, Allah, menurut visi Islam, adalah syari' --pemilik otoritas hukum-- (grand legislator) bukan manusia. Sedangkan manusia adalah faqih (yang memahami hukum itu). Sebab, prinsip-prinsip syari'ah, dasar-dasarnya, ketentuan-ketentuannya dan filsafat ilahiahnya tercermin di dalamnya kedaulatan Allah. Dengan menjadikan syari'ah sebagai acuan dasar baik penjabaran, pengembangan, pembaruan, perincian dan ijtihad atas tuntutan-tuntutan modernitas, adalah suatu pemahaman dan perumusan hukum yang tercermin di dalamnya kewenangan manusia yang dibatasi dengan kedaulatan hukum Allah. Demikianlah perbedaan nyata antara sistem syura Islam dan demokrasi Barat. Perbedaan ini memiliki hubungan erat dengan pandangan masing-masing kedua peradaban --Barat dan Islam-- tentang batas-batas kewenangan Tuhan dan batas-batas kewenangan manusia dan Tuhan.

Menurut pandangan filsafat Yunani kuno, khususnya Aristoteles (384-322 SM) diketahui bahwa Allah telah menciptakan alam kemudian dibiarkan berbuat sesuai dengan tabiat dan hukum-hukum alam ini tanpa campur tangan atau pengawasan Tuhan secara terus menerus. Pandangan tentang batas-batas hak urusan Tuhan ini ditemukan dalam kebangkitan Barat sekular berdasarkan pada prinsip Injil yang menjadikan "Hak Kaisar untuk Kaisar dan hak Tuhan untuk Tuhan" (Render unto Caesar what the Caesar's and unto God what the God's). Lalu terjadi pemisahan antara kerangka kewengan urusan Tuhan yang berhenti pada batas penciptaan dan kerangka urusan manusia yang diberi kewenangan dalam menangani proses pemakmuran di muka bumi, tanpa ada ikatan-ikatan dari kedaulatan Tuhan atas kewenangan dan kedaulatan manusia ini. Sebab manusia, menurut pandangan filsafat Barat ini mempunyai kewenangan legislatif serta kewenangan eksekutif. Sementara dalam pandangan Islam, Allah adalah satu-satunya pemegang otoritas ini, sebagaimana firman-Nya: "Hanya milik-Nya hak menciptakan dan memerintah." (al-A'raaf: 54). Jadi urusan Tuhan tidak hanya berhenti pada penciptaan tetapi juga memerintah yang tercermin dalam syari'ah yang diturunkan agar menjadi kerangka, dan Dia mengajak manusia untuk berpegang pada kerangka ini dalam hidupnya.

Karena pandangan Islam tentang kedudukan manusia di bumi tidak menjadikan manusia ini sebagai penguasa bumi melainkan mamandangnya sebagai khalifah (pembawa amanat kekhalifahan) dari sang Penguasa bumi, maka Islam memandang khalifah ini berada dibawah aturan --dalam melaksanakan tugas kekhalifahan (istikhlaf) dan memakmurkan bumi-- dengan ketentuan ikatan janji, yang dengan meminjam ungkapan Muhammad Abduh (1849-1905):

"Manusia adalah seorang hamba bagi Allah sendiri dan penguasa atas segala sesuatu setelah Dia."

Manusia menurut pandangan Islam: bebas, berkemampuan, berkehendak, dan berkesanggupan, dalam kapasitasnya sebagai khalifah Allah yang Maha Kuasa, tanpa batas. Maka kewenangan dalam sistem hukum Islam pada prinsipnya merupakan kedaulatan ilahi yang tercermin dalam syari'ah samawi. Sedangkan hak manusia dalam membuat hukum adalah kewenangan memahami dan menurunkan aturan-aturan hukum tersebut dengan syarat tidak keluar dari batas-batas kerangka syari'ah atau semangat filsafatnya.

Inilah sisi batasan dan garis-garis yang membedakan antara sistem syari'ah Islam dan demokrasi Barat. Sedangkan di luar itu di antaranya membangun hukum dan kewenangan atas dasar persetujuan umat dan pandangan mayoritas serta orientasi pandangan umum, di samping menjadikan otoritas dalam memilih penguasa, mengawasi dan meminta pertanggungjawaban serta memberhentikan mereka adalah hak umat, begitu pula memilih perangkat dan cara-cara perwakilan untuk membentuk institusi yang mewakili kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, secara umum merupakan bidang persamaan antara demokrasi Barat dan syura Islam.

Demikian pula halnya dengan prinsip pemisahan antara ketiga kekuasaan: legislatif, eksekutif dan yudikatif, yang merupakan prinsip yang dikenal dalam sistem demokrasi Barat, adalah aspek-aspek yang dapat diterima oleh syura Islam. Bahkan barangkali pengalaman peradaban Islam telah berjalan lebih jauh dari yang dilalui oleh peradaban Barat. Maka suatu hal yang mungkin --menurut pandangan Islam-- membedakan kekuasaan ijtihad dan legislatif dari kekuasaan Ahlul Halli wal 'aqdi (people of binding and loosing) --yang memilih kekuasaan eksekutif, mengawasinya serta meminta pertanggungjawabannya.

Dalam hal ini menjadikan kedaulatan hukum diatas kekuasaan negara (the rule of law) sebagai satu kenyataan dalam bentuk praktik, tidak seperti yang terjadi dalam pengalaman demokrasi yang mana kekuasaan legislatif tunduk pada parlemen yang terdiri dari mayoritas anggota partai yang berkuasa dan yang tunduk pada kekuasaan legislatif. Sebab lembaga parlemen bagi partai berpihak pada kekuasaan eksekutif hingga pada tingkat di mana membuat kewenangannya lebih banyak hanya bersifat simbolis formal. Sedangkan otonomi kekuasaan khusus dalam melakukan ijtihad yang merumuskan hukum, dengan tetap komitmen pada kedaulatan syari'ah ilahiah, lebih dekat kepada prinsip pemisahan hakiki antara kekuasaan-kekuasaan itu dan lebih dapat merealisasikan kedaulatan hukum (rule of law) atas kekuasaan-kekuasaan yang ada.

Dengan demikian dapat dengan jelas dilihat titik temu dan titik pisah antara sistem syura Islam dan sistem demokrasi Barat. Dapat dilihat bagaimana bidang luas menjadi titik temu antara keduanya, khususnya perangkat-perangkat, cara-cara dan institusi-institusi, dengan perbedaan yang terletak pada masalah kedaulatan prinsip hukum yang dijadikan oleh demokrasi Barat sebagai hak wewenang manusia secara terbuka atau dibawah nama "hukum alamiah", sementara dijadikan oleh sistem syura Islam sebagai hak wewenang Allah dengan tidak ada larangan bagi manusia malakukan perumusan undang-undang dan hukum dalam kerangka batas-batas syari'ah ilahiah, dalam semangat dan dasar-dasar umumnya.

Sistem syura pada hakikatnya merupakan satu terma yang diambil dari kata: musyawarah. Sedangkan musyawarah berarti mengeluarkan pendapat. Maka dengan sendirinya mengeluarkan pendapat dimasukkan ke dalam perangkat-perangkat itu. Oleh sebab itu, musyawarah tidak mungkin menjadi lawan bagi perangkat demokrasi. Adapun perbedaan antara keduanya datang dari persoalan yang difungsikan di dalamnya perangkat-perangkat ini dan dalam wilayah operasional perangkat-perangkat ini. Sementara sistem demokrasi tidak mengenal batasan-batasan ilahiah tentang kewenangan operasional pendayagunaan perangkat-perangkat ini, sistem syura Islam memiliki kelebihan antara dua wilayah urusan: urusan yang menjadi hak wewenang Allah, yakni hak mengurusi hanyalah khusus wewenang Allah, dan urusan yang menjadi hak kewenangan manusia yakni hak mengurusi yang menjadi kesanggupan manusia dan di dalam wewenangnya inilah merupakan wilayah syura:

"Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka." (asy-Syuura: 38)

"Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan-urusan itu." (Ali Imran: 159)

Manusia dalam kapasitasnya sebagai pengemban khilafah dari Allah, urusan dan kewenangannya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kerangka urusan dan kewenangan Allah, yang merupakan kedaulatan dan batas-batas syari'at-Nya.

Pada aspek acuan, filsafat, dan batasan-batasan terdapat perbedaan antara sistem syura dan demokrasi dan perbedaan ini tidak terdapat pada perangkat. Begitu pula terdapat perbedaan antara keduanya pada bagian tujuan dan sasaran. Demokrasi sebagai satu pemikiran buatan manusia dan sebuah filsafat mundane (filsafat duniawi) tidak mengarahkan pandangan mata lebih jauh dari sekedar mengantisipasi kebaikan duniawiah manusia, dengan kriteria duniawiah terhadap kebaikan ini. Sedangkan sistem syura, sebagai ketentuan ilahiah, memadukan antara kebaikan duniawi dan kebahagiaan akhirat, maka kebaikan duniawi diberi muatan agama yang tercermin dalam kriteria agama terhadap kebaikan ini.


Dikutip dari : Perang Terminologi Islam versus Barat - Muhammad 'Imarah

Jumat, 29 April 2011

Membangun Tren Baru Sebuah Pergerakan Mahasiswa Kekinian

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) adalah organisasi yang dibentuk untuk menjawab permasalahan yang ada pada bangsa ini. Ditengah hiruk pikuknya kesibukan membangun peradaban baru, KAMMI muncul dengan konstelasi baru yang menawarkan Islam sebagai tawaran solusi KAMMI. Walaupun memang telah ada pergerakan mahasiswa yang lain yang telah mendahului berdirinya KAMMI yang pula mengusung nama Islam sebagai salah satu platform gerakan mereka.
Dengan platform pergerakan mahasiswa Islam yang berdasarkan pada Al-Ikhwanul Al-Muslimin, KAMMI mampu menjadi trendsetter sebuah Pergerakan Mahasiswa Islam ditengah hiruk pikuknya ideologi Kapitalis dan Sosialis yang membanjiri bangsa ini. Dalam buku Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia dipaparkan bahwasanya KAMMI adalah Pergerakan Mahasiswa Muslim generasi ke-6 Ikhwanul Muslimin yang bertugas sebagai Lembaga Dakwah sekaligus Organisasi Kemahasiswaan yang berbasiskan Ideologi Islam yang akan melawan segala bentuk ideologi lain yang kebanyakan memisahkan antara keseimbangan ruhani dan jasadi. Seperti yang dikatakan oleh Yusuf Qardhawi bahwasanya Islam adalah risalah manusia seutuhnya, yaitu dipandang dari sudut manusia itu keseluruhannya. Islam bukanlah risalah bagi akal tanpa ruh, bukan bagi ruhani tanpa jasmani, bukan bagi fikiran tanpa perasaan, dan bukan sebaliknya. Islam adalah risalah insan seutuhnya iaitu ruhnya, akalnya, jasmaninya, hail nuraninya, kemauannya dan perasaannya. Inilah salah satu alasan kenapa KAMMI memberikan tawaran Islam sebagai solusi dari segala permasalahan bangsa ini. Melalui penyikapan dan cara penyampaian yang khas, KAMMI selalu menjadi garda terdepan dalam melawan segala bentuk kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa di negeri ini serta membangun sebuah peradaban Islam untuk mewujudkan Indonesia yang madani.
Untuk membangun sebuah peradaban yang Islami ini, hendaknya KAMMI selalu memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar ditengah janji-janji dari para elit politik yang pada tingkat realisasinya prosentasinya sangatlah rendah. Mungkin saja masyarakat Indonesia beberapa tahun ke depan tidak akan percaya dengan yang namanya partai politik. Di beberapa daerah, prosesi Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) justru dimenangkan oleh masyarakat yang enggan memilih pemimpinnya atau yang sering dikenal dengan golongan putih (golput). Ditambah dewasa ini banyak sekali wakil rakyat yang diusung partai politik yang memperlihatkan perilaku yang tidak patut dicontoh dengan dikuatkan dengan bukti yang ada. Maka dari itu, KAMMI perlu mengadakan perubahan metode pergerakan yang semula hanya mengawasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah kepada bentuk yang lebih nyata seperti misal dengan mengadakan bakti sosial ataupun sejenisnya kepada masyarakat yang membutuhkan, diskusi kontemporer terhadap isu strategis untuk menghasilkan tawaran solusi konkrit yang membangun bangsa ini serta memberikan pencerdasan-pencerdasan kepada masyarakat supaya bisa menjalankan hidup secara Islami.
Sebuah peradaban Islami tidak akan pernah terwujud jika para penggiat dakwah juga tidak bisa berbaur dengan masyarakat. Tidak adanya pengetahuan dari penggiat dakwah juga bisa mempercepat kehancuran internal dari organisasi ini. Oleh karena itu, KAMMI hendaknya mengadakan diskusi-diskusi yang sifatnya bisa menambah pengetahuan dari para kadernya serta dapat pula memberikan tawaran solusi dari permasalahan yang ada. Jauh-jauh hari, mungkin saja pergerakan lain sudah pernah melakukannya dengan pembahasan yang lebih berbobot. Akan tetapi, budaya diskusi ini berangsur-angsur menghilang tak berbekas. Disini KAMMI perlu mengadakan revitalisasi peran pergerakan mahasiswa Islam yang berfungsi untuk melakukan pencerdasan baik kepada kader-kadernya maupun kepada masyarakat luas.
Karena KAMMI adalah organisasi pergerakan mahasiswa yang bernafaskan Islam, hendaknya langkah-langkah pencerdasan ini tidak jauh dari al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW yang menjadi pedoman kita sebagai umat Islam. Dengan berpegang kepada al-Qur’an dan sunnah maka KAMMI akan menjadi penentu pergerakan mahasiswa Islam ke arah perubahan lebih baik.
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imron : 110)
Wallahu a’lam bishshowab. (AKN)

Refleksi Hari Pendidikan Indonesia. Ironi Melihat Realita.

Bukan menjadi hal biasa, Indonesia selalu dihadapkan dengan permasalahan yang begitu pelik. Ironis namun tetap menjadi bahan pembicaraan oleh berbagai kalangan terutama kalangan berpendidikan. Pendidikan di Indonesia, setelah 65 tahun merdeka Indonesia belum bisa menghadirkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini terlihat dari moral para pemudanya yang semakin hari semakin mengalami kemerosotan. Perlu kita amati, peran lembaga pendidikan untuk membentuk generasi yang bermoral baik dan berparadigma ke depan sangatlah kurang. Banyak sekali angka putus sekolah dan pengangguran yang tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 20% hanya bisa memperbaiki penghasilan para tenaga pengajarnya saja. Belum dengan infrastruktur sekolah yang mengalami penyusutan akibat bertambahnya usia infrastruktur tersebut.
Agaknya yang perlu diperbaiki bukan dari infrastruktur sekolah itu sendiri. Akan tetapi mental para pejabat pemerintahanlah yang harus diperbaiki. Eksekutif yang berusaha mewujudkan pendidikan yang baik tidak diimbangi dengan tindakan dan perilaku para legislatif kita yang katanya wakil rakyat malah tidur di rapat paripurna.
Infrastruktur yang rusak ini tidak hanya terjadi di satu daerah saja. Akan tetapi banyak daerah merasakan kerusakan infrastruktur ini. "Mari kita lihat persentase dan jumlah gedung SD/MI dengan kondisi rusak berat di Sumatera, Jawa, Bali hasil pencacahan 2010. Provinsi Jateng, Jatim dan Jabar merupakan provinsi dengan jumlah gedung SD/MI rusak terbanyak adalah Jateng dengan persentase 24 persen, Jatim 21,05 persen dan Jabar 18,94 persen," kata Mendiknas M Nuh. Hal itu disampaikan M Nuh dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI dengan Kemendiknas, di ruang rapat Komisi X, Gedung DPR, Senayan, Senin (21/3/2011) malam. (detiknews.com 21/3/2011)
Seperti yang dikutip dari kompas.com menyebutkan bahwa Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR mengakui, sekolah rusak masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang belum beres. Dana yang dibutuhkan untuk merehabilitasi ruang kelas yang rusak sebesar Rp 17,36 triliun. Namun, dana alokasi khusus (DAK) tahun ini hanya Rp 10 triliun. Alokasi DAK itu pun tak bisa digunakan untuk merehabilitasi. Pemerintah daerah penerima DAK memakainya untuk membangun perpustakaan dan pengadaan sarana peningkatan mutu.(kompas.com 30/3/2011).
Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Dua poin penting yang diamanatkan dalam pasal 31 ayat 1 dan 2 UUD 1945 ini sepertinya belum bisa dilaksanakan sepenuhnya. Mengingat 20% APBN hanya untuk peningkatan gaji tenaga pengajar tanpa melihat infrastruktur. Ditambah lagi dengan kurikulum pembelajaran yang belum bisa menghasilkan siswa-siswa yang bermoral dan berkompeten sesuai yang diamanatkan pada Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang tidak hanya mengedepankan proses transfer ilmu saja tapi juga dengan pembentukan moral para stakeholder bangsa Indonesia ini.
Dengan keadaan yang masih seperti ini, Lantas bagaimana nasib pendidikan Indonesia ke depan? Jangan hanya bertopang dagu saja, saatnya kita sendiri yang merubah keadaan ini. Salah satu bentuk perlawanan kita terhadap kebodohan adalah selalu mengawasi kebijakan pemerintah yang menindas rakyat jelata! teriakkan kebenaran! untuk Indonesia yang Lebih Baik! HIDUP MAHASISWA!!!(AKN)

Selasa, 29 Maret 2011

Memakai hijab itu nyaman.

Siang itu, hari-hari disaat aku sedang menunggu pengumuman mau lanjut kemana setelah lulus SMA. Kakakku pulang dari mengajar di sebuah TK yayasan di Pekalongan bersama suaminya. Dan tak lama kemudian setelah sholat dhuhur dan makan siang tiba tiba obrolan santai pun mengalur dengan akrabnya.
“Kamu pasti bertanya-tanya kenapa saya memakai jilbab lebar?”
“Ya,. Gak juga mbak. Kalo aku si biasa aja, kan sudah sepatutnya sampeyan manut sama suami mbak,.”
“Bukan cuma itu run, sebenarnya ada banyak alasan ada pula dasar kenapa kemudian saya memakai jilbab ‘gedhe’ ini.”
“Salah satunya apa mba?”
“Jujur setelah memakai jilbab gedhe ini, saya merasa nyaman. Tidak ada orang-orang yang memandangiku dengan pandangan yang kurang sopan. Dulu waktu mbakmu ini masih SMA banyak orang melihat mbakmu ini dengan mata yang kurang sopan, bahkan ada salah satu teman yang berpendapat bahwa memakai kerudung itu hanya sebagai formalitas pada saat sekolah. Habis sepulang sekolah dilepas begitu saja.”
“Loh bukannya kebanyakan gitu mbak?”
“Nah disitulah yang salah, di al-Qur’an pun telah disebutkan bahwasanya “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”.
“Apa iya mbak? Memang sih kebanyakan orang-orang disekitar kita hanya menutup auratnya ketika sholat saja, setelah sholat ya tetep aja mengumbar aurat.”
“Iya run, mbak harap sih bayi yang sedang dikandung ini dilahirkan sebagai perempuan dan bisa menjadi seorang mujahadah yang sholehah berbakti kepada kedua orangtuanya dan Islam serta bisa bermanfaat bagi masyarakat disekitarnya.”
“Amiin..”.
Obrolan pun masih berlanjut sampai menjelang waktu ashar tiba. Dalam obrolannya, mbakku selalu bilang bahwa dia berubah setelah menikah dengan seorang “ikhwan”(istilah yang benar-benar asing pada saat itu). Begitulah mbakku menyebut suaminya.
-Wallohu a’lam bishowab, Semoga bermanfaat,. Thank’s for your inspiration.-

Saatnya yang Muda yang berkarya.

“Maju, maju... terus maju sahaja dengan tidak mundur selangkah, tidak berkisar sejari... maju, terus maju ke arah keselamatan”

-Soekarno dalam sebuah orasi pidatonya-

Masih ingat dengan sosok yang diambil kutipannya di atas? Ya, beliau adalah Ir. Soekarno dilahirkan dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Beliau adalah sosok yang sangat inspiratif. Menjadi seorang presiden pertama Republik Indonesia bukanlah cita-citanya. Akan tetapi membebaskan Indonesia dari penjajahan, itulah cita-cita sejatinya. Setelah dikukung dan dipasung ketidakpastian kolonial Belanda serta Jepang. Akhirnya mendapatkan angin segar ketika prosesi Proklamasi terjadi. Disana-sini masih terjadi sengketa antara negara penjajah yang selalu mengekang para aktivis jaman itu untuk memperjuangkan hak-haknya serta menghapuskan penjajahan di atas bumi Indonesia ini.

Lantas bagaimana dengan peran pemuda? Berjarak tidak jauh dari hari proklamasi kemerdekaan, pemuda Indonesia selalu menjadi garda terdepan dalam membawa perubahan bangsa ini. Mulai dari melawan penjajah sampai pergantian masa kepemimpinan baik di era orde lama ke orde baru yang kemudian dilanjutkan dengan reformasi. Dan sekarang pasca reformasi, kemajemukan mayoritas pemuda sekarang malah “dicekoki” oleh budaya hedonis dan westernisasi yang sarat akan kesenangan sesaat yang merusak mental serta moral dari pemuda itu sendiri.

Seharusnya, pemuda sekarang bisa berkarya sesuai dengan bidang minat dan bakatnya masing-masing. Di era pasca reformasi ini semuanya dibebaskan begitu saja. Tentunya menimbulkan efek positif dan negatif di setiap sisinya. Tinggal sekarang bagaimana kemudian kita sebagai pemuda bisa mempertahankan moral value yang menjadi salah satu karakteristik yang khas dari masyarakat Indonesia. Di imbangi dengan keseimbangan antara jasmani dan ruhani yang kuat. Tentunya pemuda sekarang bisa lebih berkreasi dan berinovasi untuk mengharumkan nama bangsa ini dihadapan bangsa lainnya. Soekarno saja yang pada saat itu masih muda bisa membawa bangsa ini kedepan gerbang kemerdekaan. Apalagi kita sebagai generasi muda yang dilahirkan zaman serba canggih ini. Kita-lah sosok pembawa perubahan itu. Kalau bukan kita siapa lagi? (AKN)