Rabu, 31 Agustus 2011

Masa Depan di Tangan Islam


Kendati Gerakan Dakwah memiliki peranan penting dalam penyebaran nilai-nilai Islam dan perbaikan kondisi umatnya, namun tidak berarti bahwa masa depan Islam tergantung pada Gerakan Dakwah. Masa depan tetap di tangan Islam apakah Gerakan Dakwah memaminkan perannya secara baik dan maksimal ataupun tidak. Bahkan penyimpangan atau politisasi (bisnisisasi) Gerakan Dakwah dan ajaran Islam sekalipun tidak akan menghambat tersebarnya ajaran Islam di tengah masyarakat.
Di samping itu, hambatan dan serangan dari berbagai penjuru yang dilakukan oleh musush Islam di seantero dunia ini juga tidak pernah dan tidak akan pernah mampu menghambat perkembangan nilai-nilai Islam di tengah-tengah kehidupan manusia. Pertumbuhan umat Islam Eropa dan Amerika yang semakin hari semakin menguat, perkembangan berbagai gerakan dakwah di berbagai penjuru negeri Islam, tak terkecuali di Indonesia saat ini, kendati mendapat serangan dari dalam dan luar masyarakat Muslim, cukup sebabgai bukti bahwa Islam sedang berpacu dan melaju menuju sebuah titik yang tidak mungkin dihentikan oleh siapapun dan negara manapun. Karena kemajuan Islam itu merupakan kehendak pemiliknya, yakni Allah sebagai Pemilik alam semesta.

Dalam skala lokal misalnya, betapa pemerintahan Orde Baru telah memerangi Islam dengan berbagai cara, namun bukannnya Islam yang musnah dari bumi Nusantara, malah Orde Baru yang hancur dan bertahan hanya 32 tahun. Apa yang ditakutkan dari Islam oleh Orde Baru malah subur dan tumbuh secara mengagumkan seperti politik Islam dan sebagainya. Demikian juga target kristenisasi Indonesia untuk mengkristenkan Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun juga tidak berhasil.
Dalam skala golobal juga bisa kita lihat, betapa Amerika dan sekutunya sangat gencar dan agresif memerangi Islam dan umatnya, khususnya pasca peristiwa WTC dan Pentagon 11 September 2001, malah Islam dan umat Islam semakin berkembang secara kuatititas dan kualitatif, termasuk di Amerika sendiri dengan ditandai dengan banyaknya masyarakat Amerika yang masuk Islam.
Oleh sebab itu, Gerakan Dakwah tidak boleh merasa GEER dan mengkalim telah bersaham besar kepada Islam dan merasa dibutuhkan Islam. Sebaliknya, Gerakan Dakwah-lah yang membutuhkan Islam. Tanpa Gerakan Dakwahpun Islam akan tetap jaya di masa yang akan datang sebagaiman ia telah pernah jaya sekitar 13 abad lamanya. Allah sebagai pemiliknya masih tetap Maha Perkasa dalam menolong agama-Nya
وَمَا النَّصْرُ إِلا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
“…….. Dan tidaklah kemenangan itu melainkan datang dari Allah. Sesungguhnya Dia Maha Perkasana lagi Maha Bijaksana” (Q.S. Al-Anfal / 8 : 10)
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Mereka merasa telah memberi nikmat padamu (Muhammad) dengan kislaman mereka.`Katakanlah : “ Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat paakudu dengan keislamanmu. Sebenarnya Dia Allah-lah yang telah memberi nikmat padamu dengan membimbing kamu kepada keimanan jika kamu adalh orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Hujurat / 49 : 17).
Sebab itu, Gerakan Dakwah Masa Depan tidak lebih dari sarana dan wadah Dakwah dan perjuangan para aktivisnya, bukan sebagai tujuan mereka. Islam menang dan berkembang bukan karena mereka, melakinkan mereka menang dan berkembang karena mereka komitment dengan Islam.
Ada empat alasan mengapa masa depan di tangan Islam, atau dengan ungkapan lain, Islam adalah agama dahulu, sekarang dan juga masa depan :
1. Sesuai dengan janji dan kehendak Allah sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur-an Al-karim. Di antarnya :

a. “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakanamal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengokohkan bagi mereka agama (Islam) yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan apapun dengan Aku. Dan siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (Q.S. An-Nur /24 : 55).
b. “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan Cukuplah Allah sebagai saksi” (Q.S. Al-Afath /48 : 28).
c. “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selalin menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. Dia-lah yan telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petuunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik itu tidak menyukai” (Q.S. At-taubah / 9 : 32-33).
d. “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. Dia-lah yan telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petuunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik itu tidak menyukai” (Q.S. As-Shoff / 61 : 8-9).
e. “Sesungguhnya Kami pasti menolong Rasul-Rasul kami dan orang-orang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (kiamat)” (Q.S. Al-Mukmin /40 : 51).
f. “Jika kamu tidak mau menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang kafir (musyrik Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedangkan dia salah seorang dari dua orang (dengan Abu Bakar Ash-shiddiq) ketika keduanya berada dalam gua, di waktu berkata kepada temannya :”Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan kalimat orang-orang kafir itu rendah dan Kalimat Allah itulah yang tinggi dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-taubah /9 : 40).
g. “….. Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang Mukmin”. (Q.S. Ar-Rum /30 : 47).
2. Sesuai dengan berita gembira dari Nabi Muhammad Saw. Di antaranya :
a. Imam Muslim meriwayatkan dalam Shohehnya :
عن ثوبان أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
إن الله تعالى زوى لي الأرض حتى رأيت مشارقها ومغاربها, وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها وأعطيت الكنزين الأحمر والأبيض ......
Dari Tsauban bahwa Nabi Saw. berkata : Sesungguhnya Allah mengkerutkan bumi bagiku sehingga aku melihat timur dan baratnya. Sesungguhnya kerajaan umatku akan sampai ke wilayah yang dikerutkan padaku, dan aku diberi (Allah) dua simpanan (pemerintahan Kisro dan kaisar di Irak dan Syam) merah dan dan putih (emas dan perak)….(Hadits Riwayat Muslim). (Shoheh Imam Muslim hal, 2215)

b. Dari Nafi’ Bin Utaibah, dia berkata : Ketika aku bersama Rasulullah dalam suatu peperangan, maka tiba-tiba Nabi didatangi oleh suatu kaum dari sebelah barat, mereka memakai pakaian wol putih, lalu mereka menghampiri Nabi di sebuah bukit kecil. Mereka berdiri sedangkan Rasul duduk. Lalu berkata dalam diriku, datangi mereka dan berdirilah diantara mereka sehingga mereka tidak bisa membunuhnya (Rasulullah). Kemudia aku berkata lagi, barangkali Rasul sendang berbisik dengan mereka, lalu aku datng lagi dan berdiri di antara mereka. Maka Rasul berkata : Aku menghafal darinya empat (perkara) yang aku hitung dengan jariku, dia (Rasul) berkata : “Kamu akan memerangi Jazirah Arabia maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian) atasnya, kemudian Persia, maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian) atasnya, kemudian kamu akan memerangi Romawi maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian) atasnya, kemudian kamu akan memerangi Dajjal, maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalin) atasnya”. Lalu Nafi’ berkata : Wahai Jabir kami mengira tidak akan keluar Dajjal sampai Romwi ditaklukkan (oleh kaum Muslimin). (Shoheh Imam Muslim, hal 225).
c. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Msunadnya, dari Abu Qubail ia berkata : Kami sedang berada di samping Abdullah Bin Amr Bin Ash, kemudian ia ditanya : Kota manakah yang pertama kali ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi? Lalu Abadullah menunjukkan sebuah kotak yang terdapat rantai anting-antingnya (pegangan untuk mengangkat kotak tersebut). Ia berkata : Lalu ia mengeluarkan sebuah buku dari kotak tersebut dan berkata : Abdullah telah berkata : Ketika kami berada di sisi Rasulullah Saw.kami menulis ucapan (jawaban) Beliau dari suatu pertanyaanyangdiajukan kepadanya : Kota manakah yang pertama kali ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi? Kota Hrakliuslah yang pertama kali bakal ditaklukkan jawab Beeliau”.
Tentang Hadist ini Dr. Yusuf Al-Qordhawi menjelaskan bahwa “ yang dimaksud Romawi (pada saat ini) adalah kota Roma, ibu kota Italia. Sedangkan Kostantinopel adalah kota Istambul.
3. Kekuatan dan keunggulan ajaran Islam sehingga mempunyai daya tahan dan daya tarik sepanjang zaman. Kendati Islam telah diturunkan sejak 1439 tahun yang lalu (sejak wahyu pertama di turunkan di gua Hirak), namun kekuatan dan keunggulan ajran Islam masih dapat dirasakan dan dibuktikan sampai hari ini, dan akan tetap dapat dibuktikan sampai hari kiamat nanti sebagaimana logisnya sebuah agama yang berlaku sampai akhir zaman atau hari kiamat kelak. Rahasia kekuatan dan keunggukan ajaran Islam tersebut terletak pada :
a. Orisinilitas ajaran Islam.
Berbagai cara telah dilakukan oleh manusia untuk merubah dan menyimpangkan ajaran Islam sebagaimana yang terjadi pada Kitab-Kitab suci sebelumnya, yakni Taurat dan Injil. Upaya penyimpangan tersebut dilakukan dengan du acara. Pertama, dengan membuat ayat-ayat Qur-an tandingan, seperti ynag dilakukan oleh Musailamah Al-Kazzab dan Hadits-Hadits palsu, sebagaimana yang banyak terjadi di abad pertama sampai abad ke emppat Hijriyah.
Kedua, dengan cara menyimpangkan makna dan pemahaman ayat-ayat Qur-an seperti yang terkait dengan Jihad Fisabilillah, warisan, hak dan kewajiban Muslim dan Muslimah, politik, pemerintahan dan sebagainya sebagaiman yang dilakukan oleh sebagian besar kaum orientalis Barat, seperti Snouk Hougronye, antek-antek kolonial Barat seperti Mirza Gulam Ahmad dan corong-corong kolonial Barat di berbagai negeri Islam baik individu maupun lembaga.
Allah menjelaskan bahwa Al-Qur-an itu adalah sebuah kebenaran yang diturunkan-Nya untuk manusia dan Dia berjanji akan memeliharanya dari berbagai upaya menghapuslan dan penimpangkannya“ Sesungguhnya Kami yang menurunkan Adz-Dzikra (Al-Qur-an) itu, dan Kami yang memeliharanya” (Q.S. : )
Adapun cara Allah memelihara Al-Qur-an ialah dengan memudahkan kaum Muslimin untuk menghafalanya secara benar, baik dan sempurna, sehingga setiap zaman, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. sampai hari ini, selalu ada ribuan dan bahkan puluhan ribu kaum Muslimin yang hafal Al-Qur-an, bahkan dua puluh tahun terakhir terlihat peningkatan jumlah para penghafal Al-Qur-an termasuk di Indonesia.
Cara lin untuk menjaga orisinaitas ajaran Islam ialah Allah melahirkan para ulama besar dalam berbagai bidang, seperti bidang fiqih (hukum Islam) seprti Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i, Ahmad Bin Hambal dan lain sebagainya. Demikian juga dalam bidang ilmu tafsir sejak zaman Sahabat telah lahir seperti Ibnu Abbas dan sampai zaman kita sekarang seperti Sayyid Qutub, Muhammad Al-Ghozali, Al-Maududi, Said Hawwa, Buya Hamka dan sebagainya yang menjelaskan dan menafsirkan makna-makna Al-Qur-an secara benar dan kontekstual berdasarkan kaedah-kaedah ilmu tafsir yang standar.
Dengan demikian, umat Islam sepanjang zaman selalu mendapatkan pemahaman yang benar dan orisinil tentang Al-Qur-an, namun tetap sesuai dengan konteks zamannya, tanpa harus melakukan penafsiran yang menyimpang sebagaiman yang dilakukan oleh kaum orientalis Barat dan corong-corong merteka di negeri-negeri Islam.
Adapun cara Allah memelihara Hadits Rasulullah yang merupakan sumber kedua Umat Islam setelah Al-Qur-an ialah dengan melahirkan ulama-ulama besar di bidnag Hadits seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Baihaqi, Ttirmizi, Annasai’i dan lain sebaginya. Para ulama di bidang Hadits tersebut telah merumuskan metodologi pencatatan Hadits Rasulullah secara sangat teliti dan cermat baik dari segi lafazh/matan (teks)-nya maupun dari segi maknanya. Dengan kepakaran mereka yang luar biasa tersebut umat dengan mudah mengetahui mana Hadits yang shoheh (benar dari Rasulullah) dan mana yang dho’if (lemah) dan mana yang maudhu’ (palsu).
Di samping ulama-ulama besar tersebut, saat ini lahir ulama-ulama besar di bidang ekonomi Islam seperti Khursyid Ahmad, Omar Chepra dan lainnya. Di bidang science (ilmu pengetahuan dan teknologi) lahir pula seperti Syekh Abdul Majid Azzendani, Ali Al-Bar, Harun Yahya, Dr. Zaqhlul dan sebagainya. Hal yang sangat mengagumkan, mereka mengkaji dan mengkritisi ilmu pengetahuan moderen dengan mengacu kepada informasi dan isyarat-isyarat Al-Qur-an dan Hadits Rasul Saw, sehingga hasil yang mereka dapatkan lebih unggul dari hasil pengkajian ilmiyah berlandaskan akal fikiran manusia semata.
b. Kebenaran Ajaran Islam
Sepanjang sejarahnya, kebenaran ajaran Islam telah teruji baik secara teori maupun praktek.. Berbagai kritik yang dilancarkan kaum orientalis Barat dan sekuler Muslim terhadap kebenaran ajaran Islam hanya sebatas kritikan yang kurang objektif, tidak mendalam dan tidak mendasar. Yang mereka kritikpun terbatas seperti hukum potong tangan, perkawinan Rasulullah (mempunyai Istri sembilan), ta’addud (poligami), sebagian perbedaan ibadah antara wanita dan pria, Jihad Fisabilillah yang mereka namakan dengan holy war, hukum waris, politik Islam, konsep negara Islam dan sebagainya.
Anehnya, mereka mengkiritk hal-hal tersebut dengan cara mengaitkan kondisi umat Islam hari ini dengan nilai tersebut, sehingga mereka meyakini bahwa kemiskinan, keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kekerasan terhadap wanita dan sebagainya disebabkan nilai-nilai Islam tersebut.. Mereka tidak sadar dan tidak mengerti bahwa umat Islam yang mereka kaitkan dengan nilai-nilai tersebut tidak mengerti Islam secara baik, khususnya terkait dengan nilai-nilai Islam yang mereka tuduh sebagai penyebabnya. Dan juga lupa atau melupakan fakta bahwa kemiskinan dan ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi harti ini bukan monopoli kaum Muslimin yang hanya 20 % dari penduduk dunia yang mencapai enam milyar. Juga tidak sadar bahwa semua yang mereka kritisi tersebut sekarang menimpa semua umat manusia beraagama di muka bumi ini, bahkan di negara-negara Barat yang maju yang mereka puja-puja tersebut kekerasan terhadap wanita misalnya, terjadi hampir setiap detik, sedangkan mereka bukan Muslim.
Di samping apa yang disebutkan di atas, khususnya kaum sekular Muslim tidak sadar bahwa yang menurunkan nilai-nilai tersebut adalah Pencipta mereka sendiri yakni Allah yang mustahil keliru, tidak benar dan zalim terhadap hamba-Nya. Mereka mencari kambing hitam atas kebodohan dan kejumudan mereka sendiri yakni para ulama Islam. Mereka menuduh para ulama Islam telah keliru menafsirkan Islam, padahal otak dan kecerdasan mereka yang kurang untuk sampai memahami seperti yang dipahami oleh ulama-ulam besar Isla. Lalu mereka dengan bangganya mengangkat semboyan reinterpretasi (menafsir ulang) Islam. Lucunya, ilmu mereka tentang Islam, khususnya Al-Qur-an dan As-Sunnah tidak memadai. Bahkan kemampuan bahasa Arabnya sangat pas-pasan.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Yang terjadi sesungguhnya adalah keraguan iman (kepercayaan) mereka terhadap Islam karena tidak ma’rifatullah (mengenal Allah) secara baik dan benar. “ Dan jika kamu tetap ragu tentang Al-Qur-an yang kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur-an itu dan ajaklah penolong-penlong (pakar-pakar)mu selain Allah, jika memang orang-rang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya, dan pasti tidak akan dapat membuatnya, maka peliharalah dirinu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, disediakan bagi orang-orang kafir (mengingkari kebenaran Al-Qur-an walau hanya sebagian ayatnya)” (Q.S. Al-Baqoroh / 2 : 23 –24).
Upaya yang dilakuakan berbagai kelompok manusia sejak dulu sampai sekarang untuk mengeliminir kebenaran ajaran Islam belum pernah berhasil dan tidak akan pernah berhasil, apalagi di zaman ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang. Sebab berbagai kebenaran Islam Islam semakin hari semakin terbukti, bukan hanya oleh kalangan Muslim, melainkan juga oleh kalangan non Muslim yang jujur melakukan pengkajian terhadap nilai-nilai Islam dalam berbagai lapangan kehidupan manusia yang sedang sengsara hari ini.
Sistem ekonomi Islam, misalnya, seperti sitem perbankan, asuransi, trading dan sebagainya sudah menjadi alternatif penyelamat krisis ekonomi dunia saat ini. Demikian juga dengan ilmu penhgetahuan moderen yang dikaji melalui nash (tekks) Al-Qur-an dan As-Sunnah, semakin terbukti keunggulan Islam di hadapan agama-gama lainnya. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur-an itu adalah benar. Dan apakah Rob (Pencipta)mu tidak cukup bagimu bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Q.S. Fush-shilat / 41 : 53).
c. Kesempurnaan Ajarannya Islam (komprehensif)
Salah satu karekteristik Islam yang menyebabkannya unggul sepanjang masa adalah kesempurnaan ajarannya. Sangat mengagumkan bahwa Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, sejak masalah individu, keluarga, bertetangga, bermasyarakat, berekonomi dan bahkan bernegara serta sistem hubungan internasional. Demikian juga dalam konteks sosial, ekonomi, politik, seni, budaya, pemerintahan, pendidikan, media massa atau yang lazim disebut dengan istilah ‘aqidah, syari’ah (ibadah dan mu’amalah) dan akhlak diatur dalam Islam dengan sangat rinci dan mengagumkan. Artinya, ajaran Islam mengatur kehidupan manusia 24 jam dalam sehari semalam dengan semua aspek dan dimensi kehidupannya, tidak ada yang ditinggalakannya. “…..Pada hari ini (haji wada’ –terakhir- yang dilaksanakan Rasulullah bersama 130.000 sahabatnya pada tahunke 10 hijrah) telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu (Islam), dan telah Aku cukupkan bagimu nikmat-Ku dan telah Aku ridha-I Islam itu jadi din (sistem hidup) bagimu….” (Q.S. Al-Maidah / 5 : 3)
Kesempurnaan ajaran Islam itu telah menjadi pusat perhatian manusia di masa lalu dan juga di masa sekarang serta demikian juga halnya di masa yang akan datang. Pusat perhatian tersebut di antaranya disebabkan semua ajaran Islam mengandung seruan pemebesan diri masnusia dari berbagai bentuk penjajahan, pengabdian dan perbudakan selain kepada Allah dan mengarahkannya hanya kepada Allah sang Pencipta mereka. Sebab, telah terbukti sepanjang sejarah manusia bahwa keselamatan dan kasih sayang hanya dapat direalisasikan ketika penghambaan dan perbudakan kepada selain Allah dapat dilepaskan dari kehidupan. Sholat misalnya, dimulai dengan menyebut Allahu Akbar (Allah lah yang Maha Besar) dan ditutup dengan Assalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh (semoga keselamatan dan kasih sayang-Nya tercurah selalu kepadmu).
Demikian juga dengan ajaran-ajaran Islam yang lain, semuanya mengarah kepada pemebebebasan manusia dari berbagai bentuk perbudakan, penindasan, penghambaan dan kezaliman yang dilakukan oleh manusia atau setan terhadap manusia lainnnya agar manusia bebas dan merdeka, kemudian merasakan kenikamtan, keadilan, keselamatan dan kasih sayang. Induk ajaran pembebasan tesebut dimulai dan terletak pada syahadatain (dua bentuk kesaksian pintu masuk ke dalam bangunan Islam) dimulai dengan kata menafikan apa saja bentuk tuhan yang disembah, ditaati dan diisbatkan (ditetapkan) hanya kepada Allah, أشهد الا اله الا الله. Kemudian mengisbatkan (menetapkan komitmen) Muhammad adalah mandataris Allah
وأشهد أن محمدا ر سول الله
d. Kesesuain Ajaran Islam Dengan Akal dan Fitrah Manusia

Faktor lain yang menyebabkan masa depan di tangan Islam adalah karena ajarannya sesuai dengan fitrah dan akal fikiran manusia baik terkait dengan masalah-masalah yang dianggap sederhana seperti anjuran menjaga kebersihan badan, tempat dan pakaian, membuang sampah di jalanan, memintakan perlindungan Allah dari ganguan jin ketika masalah-masalah besar seperti keharusan menguasai ilmu pengtahuan masuk WC dan sebagainya ataupun yang terkait dengan (syar’i dan kauni) serta keharusan memiliki pemerintahan yang bersih dan kuat dalam rangka membangun sebuah perdaban umat manusia yang sesuai dengan akal dan fitrah mereka yang sehat.
Tuntutan akal dan fitrah manusia yang ingin bebas dari belenggu kemiskinan, terciptanya keadilan sosial dan pemerataan, Islam menjawabnya dengan konsep amal (etos kerja) yang tinggi dan sistem manajemen harta dan kekayaan melalui implementasi sistem zakat (kontribusi harta untuk 8 kelompok miskin sesuai dengan Surat Al- Baqoroh/2 : ……..), shodaqoh jariyah (pemanfaatan harta masyarakat yang bersifat long term dan untuk kebutuhan publik), hibah, infak nafilah (kontribusi harta yang bisa dimanfaatkan secara umum di jalan Allah), qordul hasan (pinjaman lunak bagi pelaku bisnis yang belum independen) dan konsep kerjasama ekonomi dan bisnis yang menghasilkan mutual benafite. Sistem keadilan social dalam Islam tersebut akan sangat efektif jika yang mengambil tanggung jawab manejerial dan operasionalnya adalah pemerintah, selama pemerintah bisa bersih dan professional.
Akal dan fitrah manusia menuntut adanya keamanan dan perlindungan dalam menjalankan berbagai aktifitas kehidupan, tersedianya berbagai fasilitas kehidupan (public services) seperti rumah sakit, sekolah dan infra struktur lainnya, Islam datang dengan konsep politik yang adil dan pemerintahan yang bersih dan kuat. Kata kuncinya terletak pada terpilihnya peminpin yang hanya takut pada Allah (taqwallah) dalam menjalankan amanah kenegeraan dan pemerintahan. Kemudian pemipmpin bersama rakyatnya kompak menerapkan berbagai sistem dan ajaran Islam (berpegang teguh pada ajaran Allah) yang sangat adil dan ideal dalam berbagai sektor kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dalam impelemntasinya, mereka menerapkan sistem amar makruh dan nahi mungkar agar penyelewenagan para pejabat pemerintahan dapat dicegah.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah (Islam) dan janganlah kamu berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Allah atas kamu ketika kamu bermush-musushan maka Allah jadikan hati kamu saling melunak maka dengannikmat-Nya jualah kamu semua menjadi bersaudara. Dan dulu kamu berada di pinggir jurang api neraka (sebelum masuk Islam), maka Allah loloskan kamu darinya. Demikian itu Allah hendak menjelaskan bagi kamu akan ayat-ayat (kebesaran)-Nya semoga kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada dari kamu sekelopmok umat uang bertugas menyeru kepada kebaikan dan mencegah yang mungkar dan mereka itu adalah orang-orang yang sukses”. (Q.S. Ali Imran / 3 : 102 – 104) “
Dan sekiranya penduduk suatu negeri itu (penguasa dan rakuatnya) berimandan bertaqwa kepada Allah, pasti kami bukakan kepada mereka berbagai keberkahan (pintu-pintu rezki) dari langit dan dari bumi, dan tetapi mereka menolak (kebenaran Islam), maka kami siksa mereka disebabkan apa yang mereka lakukan itu. Apakah penduduk negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami di waktu malam sedangkan mereka lagi asyik tidur? Ataukah penduduk negeri itu merasa aman dari keadatangan siksaan kami di waktu pagi sedangkan mereka lagi asyik bermain-main? Apakah mereak semua merasa aman dari makar Alla? Tdiak ada yang merasa aman dari makar Allah kecuali kaum yang merugi”. (Q.S. Al-A’raf / 7 : 96 – 99)
Akal dan fitrah manusia menuntut adanya kesetaraan antar negara dan tidak boleh ada suatu negara manapun yang mengancam kedaulatan negara lain apalagi sampai menginfasinya, maka Islam menjawabnya dengan konsep menjaga keseimbangan kekuatan antar negara dengan kewajiban umat Islam menguasai teknologi persenjataan yang canggih dan militer yang kuat seperti yang Allah jelaskan dalam Al-Qur-an, surat Al-Anfal / 8 : 60 : “Dan persiapkanlah untuk mereka semaksimal yang kamu bisa berupa kekuatan (persenjataan) dan dari kuda-kuda yang tertambat yang dengannya mampu menggentarkan musuh Allah dan musuh kamu dan juga (kekuatan) lain yang kamu tidak mengetahuainya, hanya Allah yang mengetahui mereka. Apa saja yang kamu infakkan (belanjakan1) di jalan Allah, Dia pasti menyempurnakan (balasan)-nya kepada kamu dan kamu sama sekali tidak akan dianiaya”.
Bentuk lain dari kesesuaian ajaran Islam dengan akal manusia ialah: Pertama, bahwa Islam meletakkan akal sebagai alat utama untuk memahami dan mencerna wahyu sebagai petunjuk hidup manusia dan ayat-ayat kauniyah Allah yang terbentang dalam alam semesta yang akan menjadi sarana hidup manusia di udnia ini. Kebanyakan wahyu yang diturunkan pada periode Mekah selama 13 tahun yang terkenal dengan periode pembentukan keimanan tersebut, terfokus pada khithobu ‘uqulinnas (memerintahkan manusia menggunakan akal mereka) untuk memahami kebenaran ajaran Islam dengan pendekatan ayat-ayat kauniyah seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, langit, bumi, laut, angin, hujan, matahari, bulan, cahaya, pergantian sinag dan malam, palanet angkasa dan bahkan ayat-ayat kauniyah tentang manusia, seperti proses penciptaan mereka, hidup dan mati, kemudian dikaitkan dengan keimanan kepada Allah dan keesaan-Nya serta hari Akhirat. Jika ajaran Islam yang terkait keimanan, ibadah, mu’amalah, akhlaq dan sebagainya sebagaimana juga ayat-ayat kauniyah Allah tidak sesuai dengan akal atau akal manusia tidak akan mampu memahami dan mencernanya mustahil Allah memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan akal mereka.
Di antaranya :
“ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah) Kami telah melakukannya. Sebenarnya Kami membenturkan Al-haq (Konsep Tauhid) dengan Al-Bathil (Konsep Syirik) lalu yang Al-Haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang Al-Bathil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagi kamu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). Dan kepunyaan-Nyalah segala yang ada di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak memunyai rasa anggkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) mereka letih. Mereka mensucikan (Allah) malam dan siang; tiada henti-hentinya. Apakah mereka mengankat tuhan-tuhan dari bumi yang mampu menghidupkan (orang-orang yang sudah mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya (langit dan bumi) itu telah rusak dan binasa. Maka Maha Suci Allah Pemilik ‘Arsy (singgasana) dari apa yang mereka sifatkan. Dia tidak dimintakan pertanggung jawaban atas apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan dimintai pertanggung jawabannya. Apakah mereka mengangkat tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah : Mana argumentasimu? (Al-Qur-an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku dan peringatan bagi orang-orang sebelumku. Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui yang Al-Haq itu,, karena itu mereka berpaling (darinya). Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melaikan Kami wahyukan kepadanya : Bahwasanya tiada tuhan (yang pantas disembah) selain Aku. Maka sembahlah oleh kalian semua akan Aku. Dan mereka berkata : Tuhan yang Maha Pemurah tekah mempunyai anak. Maha Suci Allah, sebenarnya malaikat-malaikat itu adalah hamba-hamba yang dimuliakan-Nya. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataandan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka dan di belakang mereka (malaikat-malaikat) dan mereka tidak akan memberi syafaat (rekomendasi) melainkan kepada orang-orang yang diredhoi Allah dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Siapa saja di antara mereka yang mengatakan : Sesungguhnya aku adalah tuhan selain Allah”, maka orang itu akan kami beri balasan dengan neraka Jahannam, demikian itu Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim (yang menyekutukan Allah). Apakah Orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya (dengan big bank). Dari dari air Kami ciptakan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman? Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi tu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara (deengan sistim yang canggih). Sedanglan mereka masih berpaling dari tanda-tanda (Kekuasaan Allah). Dan dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing (dari keduanya) beredar pada garis orbitnya. Kami tidak pernah menjadikanhidup abadi bagi seseorangpun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang bernyawa pasti merasakan kematian. Kami akan menguji kami dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (pada hari Akhirat kelak). (Q.S. Al-Anbiyak / 21 : 16 – 35).
Kedua, di sampaing sebagai alat utama menalar dan memahami wahyu dan ayat-ayat kauniyah Allah, Islam juga membuka peluang kepada akal manusia untuk memikirkan teknis-teknis yang terbaik untuk mereka dalam menjalankan kehidupan ini. Batasannya ialah selama tidak bertentangan dengan aturan main Allah. Misalnya, teknis memiliki anak, memperoleh harta, pangkat, jabatan dan lain sebagainya haruslah sesuai dengan kaedah halal dan haramnya Allah dan Rasul-Nya. Namun. Bagaimana teknis meningkatkan pruduksi buah-buahan yang menjadi kebutuhan manusia misalnya, Islam memberikan keleluasan untuk memikirnya karena semuanya pasti bermuara kepada sunnah kauniyah Allah juga. Inilah yang dimaksud dengan fleksibelitas ajaran Islam. Artinya, teknis dan sarana kehidupan manusia berbeda dari satu zaman ke zaman yang lain dan cendrung berkembang. Karena itu Islam tidak meletakkan masalah teknis dan sarana kehiduopan manusia ke dalam kategiri fleksibelitas ajaran Islam. Lain halnya dengan masalah-masalah keimanan, ibadah, muamalah, moralitas (akhlaq) termasuk ke dalam kategori stabat (permanen) karena samopai kiamat tidak akan mengalami perubahan karena obkeknya adalah manusia itu sendiri di mana manusia tidak akan mengalami perubahan, baik fisik, psiskis maupun akal mereka. Yang berubaha itu hanyalah sarana kehidupan mereka.

4. Kegagalan Peradaban Moderen
Faktor lain yang meneyebakan masa depan di tangan Islam ialah peradaban moderena yang dibangun di atas dasar kapitalisme, sosialisme, materialisme, nasionalisme, sekularisme dan demokrasi ala Barat telah gagal membangun sebuah peradaban yang manusiawi. Akibat kegagalan tersebut, manusia hari ini hidup dalam kondisi ketidak pastian, kegelisahan, kekerasan, ketidak adilan (kezaliman), ketakutan dan mayoritas masyarakat dunia dilanda kemiskinan. Jiwa manusai yang dibangun peradaban moderen kososng dan tidak memiliki pegangan yang kuat. Penyakit jiwa dan bahkan penyakit fisik semakin hari semakin bertambah dan kronis. Berbagai kejahatan terhadaapa manusia dan lingkungan (alam) dengan mudah dilakukan baik oleh individu, geng preman, mavia bisnis, maupun oleh negara seperti yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya.
Di samping itu, fenomena bencana alam semakin meningkat akibat ulah dan prilaku manusia yang tidak mau mengikutiu sunnatullah fil kaun (ketetapan atauran Allah bagi alam semesta) sehingga melahirkan kerusakan yang luar biaa. Pengundulan berjuta-juta hektar hutan Indonesia dan kerusakan lingkungan hidup merupakan contoh kongkrit kebiadaban dan kebodohan manusia moderen dengan alasan eksploitasi dan optimalisasi potensi ekonomi. Namun kenayataannya, yang menikmati keuntungan ekonomisnya hanya segelintir kapitalis dan pejabat-pejabat pemerintahan yang menjadi agen atau broker kaum kapitalis itu. Masyarakat luas hanya menonton dan gigit jari sambil menanggung derita dan ekses negatif yang dihasilkan oleh sekelompok kecil kapitalis dan pejabat terkait. Cita-cita mensejahterakan umat manusai gagal total terhampas di atas batu karang yang bernama kezaliman ekonomi dan bisnis.
Lemabaga-lebaga dunia seperti PBB dan lemabagalemabaga kemanusian dunia yang di bahwah kendali PBB, dengan bantuan kemanusiaannya yang tidak seberapa, hanya dijadikan alat untuk menipu masyarakat dunia sambil menutupi kejahatan negara-negara kaya terhadap negara-negara berkembang dan miskin. Hegemono pilitik, dominasi teknologi persenjantaan, khususnya senjata nuklir dan pemaksaan siste ekonomi dan bisnis dunia sesuai selera dan kemauan Amerika dan sekutunya menyebabkan kesengsaraan umat manusia moderen semakin menjadi-jadi.
Kalau kita cermati dengan teliti, ternyata sumber segala musibah itu bermuara dari sistem yang zalim dan tidak adil, baik sisitem ekonomi, politik maupun yang lainngya. Kemudian Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak bermoral, apalagi tidak memiliki skill yang memadai dalam sebuah job di pemerintahan, menyebabkan kezaliman tersebut semakin meraja lela. Bila kita kaji secara mendalam dan teliti dengan hati yang lapang, Islam ternyata telah menawarkan berbagai sistem yang adil sejak 1439 tahun yang laliu, sekaligus metode menciptkan SDM yang bermoral dan sekaligus memiliki skil yang handal. Sebab itu, di tengah kegagalan peradaban Barat moderen ini, Islam akan tetap selalu menjadi pilihan utama dan menjadi alternatif tetakhir bagi penyelamatan masa depan umat manusia, tak terkecuali di Indonesia ini Isnyaa Allah.
sumber : www.eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar