Jumat, 28 Oktober 2011

Revolusi Jalan Kaki

Revolusi, kata-kata ini saya kenal pertama kali pada saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) mata pelajaran sosiologi. Pada mata pelajaran tersebut diperkenalkan dua istilah yang pada saat itu masih asing di telingaku. Istilah pertama adalah evolusi yang dapat diartikan dengan perubahan secara lambat dicontohkan dengan teori evolusi darwin dan Istilah yang kedua yaitu revolusi yang dapat diartikan dengan perubahan secara cepat yang dapat menimbulkan gesekan nilai-nilai sosial sehingga revolusi dapat merubah seluruh aspek kehidupan dengan pesatnya hal ini dicontohkan dengan revolusi industri di inggris dan perancis.

Butuh sebuah solusi
Ditengah problematika bangsa nan kompleks ini, bangsa ini butuh solusi tepat dan konkrit untuk mengatasinya. Segala macam krisis multidimensi perlahan mulai diperbaiki. Akan tetapi, pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Permasalahan ekonomi, pendidikan, kemapanan energi dan pangan serta krisis kepemimpinan hingga konflik antar pemeluk agama masih menghiasi dinding-dinding headline surat kabar cetak maupun elektronik disetiap harinya. Televisi yang menyediakan kabar dan berita yang subjektif semakin memperparah kondisi psikis rakyat kecil yang hanya bisa berpangku tangan dan menaruh harapan kepada generasi pembaharu nanti.


Mahasiswa, yang digadang-gadang sebagai salah satu elemen masyarakat yang menjadi tumpuan perubahan semakin terkikis idealismenya. Dengan sistem akademik perkuliahan yang semakin ketat serta tuntutan peran untuk mandapatkan kemandirian finansial semakin mempersempit ruang gerak dari agen perubah bangsa ini. kemudian muncul anggapan-anggapan bahwa mahasiswa sekarang cenderung egois dan individualis sehingga apatis terhadap lingkungan masyarakat di sekitarnya.

'Kalian tahu cara apa yang bisa dilakukan untuk merubah bangsa ini?? ya Revolusi!! itu menurut saya karena kondisi bangsa ini yang telah carut marut dan tak ada solusi lagi selain revolusi.' begitulah kata salah seorang penjual nasi goreng yang saya jumpai beserta kawan-kawan lain pada malam hari disela waktu istirahat pada saat saya mengikuti salah satu kegiatan di Universitas Indonesia kemarin.

Melanjutkan ceritanya, penjual nasi goreng tersebut mengatakan 'saya sudah pernah menjadi wartawan salah satu tivi swasta, pada saat meliput di daerah papua seketika saya terdiam karena takut dan diusir dengan perkataan yang tidak mengenakan seperti ini 'balik ke Indonesia aja sana!' saya hanya terdiam dengan beberapa teman kerja saya'

Ada apa sebenarnya dengan Indonesia sekarang?? itu pertanyaan yang muncul dibenak saya sesaat diskusi tersebut selesai karena saya masih ada agenda besok pagi.

Revolusi Jalan Kaki
Saya terinspirasi dengan salah satu bait lagu perjuangan yang berbunyi "berjuta kali turun aksi, bagiku satu langkah pasti!". Hal ini identik dengan cara mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Hal ini dilakukan untuk sebuah perbaikan, bukan untuk pengrusakan fasilitas umum. Masihkah teringat dengan peristiwa Mei 1998?? Peristiwa reformasi ini merupakan salah satu contoh keberhasilan mahasiswa untuk meruntuhkan tirani. Walaupun memang pasca peristiwa tersebut,  Indonesia dilanda krisis multidimensi yang sangat luar biasa dahsyatnya. Bukan perbaikan yang bisa terlaksana tapi justru kemerosotan di berbagai aspek kehidupan yang dirasakan. Hal ini bisa jadi disebabkan karena mahasiswa pada saat itu bergerak atas dasar permintaan dari oknum tertentu yang menginginkan bangsa ini hancur.

Beberapa hari yang lalu, saya mulai tersenyum penasaran melihat pesan di FB yang menempel di dinding di beberapa grup yang saya ikuti yang menyerukan tentang "Re-vo-lu-si". Heran sekaligus bertanya-tanya, bagaimana jika revolusi ini benar-benar terjadi?? apa yang akan dilakukan bangsa ini?? para pemimpinnya sudah tidak bisa amanah lagi?? rakyat kecil sudah banyak yang meminta-minta?? para pemilik korporasi hanya sibuk memikirkan profit, profit dan profit..

Ironis jika melihat bangsa ini hancur begitu saja gara-gara kepentingan segelintir oknum. Revolusi yang telah terjadi di beberapa negara di belahan dunia ini jangan dijadikan alibi untuk melakukan revolusi. Indonesia bukan Kuba, Indonesia bukan Iran, Indonesia juga tidak seperti negara-negara timur tengah yang belakangan ini berhasil menggulingkan rezim diktator. Indonesia juga bukan negara uni eropa yang akhir-akhir ini bergejolak karena krisis ekonominya.

Indonesia masih punya peluang untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Walaupun perlahan tapi pasti, saya yakin Indonesia Bisa!

Wahai Kalian yang Rindu Kemenangan!
Wahai Kalian yang Turun ke Jalan!
Demi Mempersembahkan Jiwa dan Raga!
Untuk Negeri Tercinta!

Hidup Mahasiswa Indonesia!
Hidup Rakyat Indonesia!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar