Selasa, 08 November 2011

Cita-cita ke langit, "faghfirlii yaa rabb..."


Ya Allah.. teguhkanlah pendirianku, jauhkanlah aku dari hati yang tidak khusyuk, perkataan yang buruk dan amal-amal yang tidak diterima, serta ampunilah dosaku. Amiin.. (08/11) #21 (Update status, 7/11/2011 sekitar pukul 23.00)

Subhanalloh.. Maha Suci Allah atas segala kuasaNya di alam semesta ini. 
Alhamdulillah atas nikmat dan karuniaNya hingga sampai detik ini saya masih bisa bernafas di umur yang ke 21 yang mungkin tinggal 42 tahun lagi saya hidup di dunia ini. semoga di sisa umurku ini bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat dari waktu sebelumnya. dan semoga tidak ada personal yang menyalahartikan dan menyalahgunakan arti kebermanfaatan ini demi kepentingannya sendiri. Naudzubillah...

Bertambahnya usia, maka bertambahlah amanah yang diembankan kepada kita. Setiap detik harusnya kita lebih bermuhasabah diri.
- Sudahkah kita berdzikir setiap waktu? seperti yang dilakukan Rasulullah صلى الله عليه و سلم semasa hidupnya.. 
- Sudahkah kita melakukan rukun Islam sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم?
- Sudahkah kita memberikan kebermanfaatan kepada sesama makhluk ciptaan Allah Ta' ala?

Satu yang ingin saya sampaikan disini Bahwa hidup hanya sementara apakah kita sudah memanfaatkan hidup kita secara optimal?
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yg sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-`Ankabut:64). 

Dan lantas, sudahkah kita mencita-citakan untuk syahid di jalan Allah?
Rasulullah صلى الله عليه و سلم berkata: "Barangsiapa yang meninggal dan belum berperang serta belum berniat untuk berperang, maka ia meninggal berada di atas cabang kemunafikan."(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud No. 2141)
Bahkan Rasulullah pun bercita-cita untuk syahid, akan tetapi Allah ta'ala berkehendak lain. 

Semoga catatan pendek ini bisa menjadi sarana untuk saling menasehati untuk sesama muslim di Dunia ini. Afwan minkum jika 21 tahun ke belakang saya banyak mempunyai kesalahan sebagai konsekuensi saya yang hanya manusia biasa. 

Terimakasih atas ucapan serta do'a yang telah di sampaikan melalui SMS, Facebook dan media lainnya. Semoga Allah mengabulkan do'a-do'a yang baik serta memasukkannya kedalam amalan pemberat timbangan di Akherat kelak. dan untuk ucapan yang buruk semoga Allah menghapuskannya seperti debu yang tertiup oleh angin. 

Terimakasih pula saya ucapkan untuk kawan-kawan se-perjuangan yang telah memberikan inspirasi sehingga saya bisa menjadi manusia yang seperti sekarang. 

For my family and my close-friends (muslim-brotherhood). 
You are my best friend in this world! And I can't stop run in my way! :D

Sebuah catatan pribadi, cita-cita ke langit!



Langit adalah salah satu makhluk ciptaan Allah ta'ala yang mempunyai luas tak terbatas dan banyak rahasia di dalamnya. Bintang, Bulan dan Matahari semuanya terdapat di Langit. 

“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit ? Padahal Dia-lah Yang telah membangun langit. Dia meninggikan bangunannya dan menyempurnakannya. Dia pun menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang ben derang. Setelah itu, Dia menghamparkan bumi, Dia keluarkan air dan tumbuh-tumbuhan dan Dia pancangkan gunung-gunung. Semua itu untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu.”( Qs. An-Nazi’at : 27 – 33 )

Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar tentang apa itu langit. Yang jelas tentang langit yang terdiri dari tujuh tingkatan/lapisan telah dijelaskan dalam al-Qur'an Surat Fushshilat ayat 11-12 jauh sebelum para ilmuan barat mengemukakannya dan dijabarkan dalam ilmu geografi di mata pelajaran sewaktu daya SMA.

Langit disini saya identikkan dengan Surga dan saya lebih generalisirkan lagi yaitu tentang akhirat. Memikirkan akhirat adalah salah satu hal yang disarankan bahkan di wajibkan dalam Islam supaya menjalani hidup dengan damai dan tenteram tanpa memikirkan kepentingan duniawi (materialistik) secara berlebihan.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu ia berkata “Rasulullah saw memegang pundakku seraya bersabda “Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pelintas jalan.” Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu berkata “Apabila engkau ada di waktu sore janganlah menunggu waktu pagi dan apabila engkau di waktu pagi janganlah menunggu waktu sore gunakanlah kesehatanmu utk sakitmu dan hidupmu utk matimu.” .
Mengutip dari penjelasan Ali bin Abi Thalib bahwa ‘Dunia ini berjalan mundur ditinggalkan sedang akhirat berjalan maju . Masing-masing memiliki anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguh-nya hari ini adalah tempat beramal belum ada hisab sedangkan esok adalah tempat hisab tidak ada lagi amal.
Dari kutipan tersebut saya mencoba untuk menyimpulkan bahwasanya kita harus mempersiapkan kehidupan setelah mati (akhirat) dan dengan memikirkan akhirat maka pikiran kita akan melaju ke depan daripada kita memikirkan dunia yang fana'. Dengan mempunyai pikiran yang melaju ke depan tersebut maka dapat diartikan bahwasanya kita bisa menjadi seseorang yang visioner.

Rasulullah SAW bersabda “Orang yang cerdik adalah orang yang selalu meneliti dirinya dan beramal untuk persiapan sesudah mati sedangkan orang yang lemah akal ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta mengangan-angankan atas Allah dengan bermacam-macam angan-angan.” 

Oleh karena itu, mari kita ber-fastabiqul-khairat untuk menggapai surga-Nya. Apa jadinya ketika sudah menapak di bumi Allah akan tetapi pikiran kita juga masih di dunia dan belum beranjak ke Langit!

Allahu a'lam bishowab. Allahu a'lam al-Hadiy.
*Catatan ini masih banyak yang perlu dikoreksi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar