Kamis, 22 Desember 2011

Hari Ibu, Ucapan selamat untuk siapa?

Yah, seperti inilah kondisi negara Indonesia. Masyarakatnya masih 'latah' dengan hal-hal yang diimpor dari mancanegara terutama dari negara-negara barat. hmm.. mungkin anda atau mungkin saya sendiri bertanya-tanya. Kenapa di pagi-pagi buta seperti ini saya menulis catatan di Blog ini? yang jelas saya mencoba untuk menguraikan kegalauan saya ke dalam bentuk tulisan yang merupakan hasil pemikiran saya dengan beberapa sumber referensi yang mendukung artikel saya ini. Artikel kali ini saya mencoba untuk membahas tentang Hari Ibu. Seringkali ada anekdot kenapa tidak ada Hari Bapak? atau mungkin Hari Anak saja sekalian? Oops... sebagai seorang muslim saya serta merta berpikiran, agaknya ini adalah sebuah bentuk penyesatan yang dibuat dengan kemasan yang cukup cantik dan kita tidak menyadarinya secara langsung bahwa ini salah satu bentuk penyesatan yang nyata. Ketika digabungkan ada Hari Ibu, Hari Bapak dan Hari Anak maka akan berhubungan dengan konsep Trinitas yang dibawa oleh banyak agama pagan di dunia ini termasuk Yahudi dan Nasrani.  Baik, mari coba kita lihat sejarah darimanakah asal hari Ibu ini dimulai. 


Sejarah hari ibu telah diidentifikasi sebagai perayaan musim semi orang-orang Yunani, sebagai penghormatan terhadap Rhea, ibu kepada tuhan mereka. Pada tahun 1600 orang-orang England merayakan hari yang mereka namakan sebagai "Mothering Sunday". Ia dirayakan pada hari Minggu keempat setiap lent. Lent adalah waktu selama 40 hari apakah dalam bulan Februari atau Maret. Dalam periode ini, sebagian orang-orang Kristen akan berhenti melakukan atau memakan makanan tertentu pada alasan agama. Amalan tersebut adalah sebagai penghormatan mereka terhadap Mother Mary. Mother Mary adalah Maryam, ibu kepada Isa Alaihissalam atau Yesus yang mereka anggap sebagai tuhan.Dalam periode tersebut juga, kebanyakan rakyat England yang faqir dan miskin, akan bekerja sebagai pembantu rumah. Mereka sanggup keluar jauh meninggalkan keluarga karena percaya bahwa Yesus akan memberikan kekayaan dan kesenangan dalam tersebut. Menjelang hari Minggu keempat, mereka dianjurkan untuk liburan oleh majikan, dan pulang ke kampung untuk bertemu dengan ibu. Setiap ibu akan dihadiahkan dengan Mothering Cake atau kue hari ibu sempena perayaan tersebut.Praktek dan tradisi ini menular ke seluruh dunia dan ia kini disambut sebagai penghormatan kepada Mother Church. Mother Church dianggap sebagai kekuatan spiritual yang agung yang memberi manusia kehidupan dan memullihara mereka dari segala cedera. Sejak dari itu, perayaan Mothering Sunday telah diaduk dengan upacara kegerejaan. Penghormatan mereka terhadap ibu sama taraf dengan penghormatan mereka terhadap gereja.Di Amerika Serikat, Hari Ibu dirayakan sejak 1872 hasil ilham Julia Ward Howe. Ia adalah seorang aktivis sosial dan telah menulis puisi "The Battle Hymn of The Republic" (TBHoTR). TBHoTR telah dijadikan lagu patriotik yang populer di kalangan warga Amerika. Ungkapan "Hallelujah" dalam bait-bait lagu tersebut menyorot lagi sentuhan Yahudi dan Zionis dalam mencaturkan politik dunia.Pada tahun 1907 Anna Jarvis dari Philadelphia telah memulai kampanye untuk meluncurkan Hari Ibu. Beliau telah berhasil mempengaruhi Mother 's Church di Grafton, West Virginia agar meraya dan merayakan Hari Ibu pada hari ulang tahun kedua kematian ibunya, yaitu pada hari Minggu kedua dalam bulan Mei. Semenjak dari itu, Hari Ibu dirayakan saban tahun di Philadelphia.Anna Jarvis, dan pendukung-pendokongnya telah menulis surat kepada menteri, kaum pedagang dan politisi agar Hari Ibu disambut secara luas di seluruh wilayah. Tujuan mereka telah berhasil sepenuhnya pada tahun 1911 saat hari tersebut disambut oleh hampir seluruh wilayah Amerika. Pada tahun 1914, Presiden Woodrow Wilson, secara resmi telah menyatakan Hari Ibu sebagai Hari libur dan harus rayakan pada setiap hari Minggu kedua dalam bulan Mei. Biarpun sebagian besar negara-negara di dunia menyambutnya di hari yang berbeda, tetapi negara seperti Denmark, Finlandia, Italia, Turki, Australia, dan Belgia masih merayakannya pada setiap hari Minggu kedua dalam bulan Mei.

Di Indonesia, hari Ibu diperingati pada tanggal 22 Desember. sejarah yang saya baca mengatakan hal tersebut dimulai dari sebuah
perkumpulan kaum perempuan tergugah untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri saat Sumpah Pemuda dan Lagu Indonesia Raya dilantunkan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda Indonesia. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan perempuan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah di bentuknya satu organisasi bernama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 PPPI berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia di singkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.
Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.

Pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen. Tahun berikutnya dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Balai Srikandi oleh Ibu Sukanto (Ketua Kongres Pertama). Kemudian diresmikan oleh Menteri Maria Ulfah (Menteri Perempuan Pertama yang diangkat tahun 1950) tahun 1956.
Akhirnya pada tahun 1983, Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen itu menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Jogjakarta. 

Begitulah sejarah dunia dan sejarah Indonesia mengatakan tentang hari Ibu. Lantas bagaimana sikap dan perilaku kita sebagai seorang muslim? Sudah selayaknya kita tidak mengikuti nilai-nilai yang dibawa oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Sesuai dengan hadits berikut : 

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Daud yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban)  

Tanpa adanya peringatan hari Ibu pun, sudah sepatutnya kita berbakti kepada Ibu dan Bapak kita sebagai kedua orangtua kita yang telah membesarkan kita. 

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S.  Luqman : 14)

Allahu a'lam bishowab.. Allahu a'lam al-Hadiy..

Referensi : dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar