Cinta. Cinta menurut sebahagian orang adalah perasaan jiwa dan
gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan
penuh gairah, lembut dan kasih sayang. Setiap pemuda atau pemudi akan
muncul sebentuk perasaaan untuk mencintai dan ingin dicintai oleh lawan
jenisnya.
Sebuah naluri… Dalam pencarian cinta timbul berbagai gejolak, ada
perasaan rindu, gelisah dan bahagia. Saat ini mungkin ada di antara
saudaraku yang tengah galau dilanda cinta. Hati berdebar, tak dapat
belajar dengan baik, selalu teringat pada sang kekasih. Bila ia ada di
sisimu engkau menangis karena takut berpisah dan bila ia berada jauh
darimu engkau menangis karena rindu… Hati sengsara, meskipun cinta itu
manis rasanya… Hari demi hari engkau sibukkan pikiranmu tentangnya.
Bagaimana bila ia marah? Bagaimana bila kehilangan dirinya?
Semua pikiran itu…, sungguh-sungguh menyesakkan dadamu, terlebih
bila kerinduanmu memuncak. Atau bahkan engkau sibuk mencari
perhatiannya, menelfonnya setiap hari dan mau melakukan apa saja
untuknya asalkan ia selalu bersamamu.
Kisah Seorang Muslimah
Tapi wahai saudaraku, tahukah engkau, itukah arti cinta bagimu? Mari
kita dengar bersama. Seorang muslimah pernah bercerita bagaimana ia
dahulu telah terperangkap dalam cinta yang tak tentu dan tak pasti. Ia
mencari-cari cinta dan entah mengapa ia merasa terlindungi dengan
seorang laki-laki di sisinya sehingga ada yang melindunginya,
memperhatikannya dan menyayanginya. Ia menyukai dan berupaya agar sang
pujaan hati menjadi miliknya. Namun, apa yang terjadi setelah ia
mendapatkan hati sang kekasih? Entah dari mana datangnya (pastilah
hidayah AllahSubhanahu wa Ta’la) ia merasakan takut bila kematian menjemputnya maka apa yang akan ia katakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’la, sedang setiap hari melakukan dosa. Terlebih ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda, “Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik kecuali dalam amalan untuk akhirat.”
Ia pernah berfikir untuk bertaubat di kemudian hari saja. Namun ia
berfikir pula, bagaimana bila kematian itu datang kepadanya dengan
tiba-tiba… Terjadi gejolak dalam hatinya antara yang haq dan yang
batil… Yang manakah yang akan dimenangkannya? “Adapun orang yang
melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka
sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya)… Dan adapun orang-orang yang
takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka
sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS.An Nazi’at : 37- 41).
Alhamdulillah, ia memilih jalan Illahi, mengenakan jilbab, dan
memutuskan hubungan dengan pria itu. Memutuskan dengan apa yang disebut
“pacaran”. Membuang jauh cinta nafsu yang tiada gunanya, yang hanya
membuang-buang waktu. Kelak, yang ia inginkan hanyalah hubungan halal,
pernikahan. Pernikahan dengan pria yang shaleh. Kini…, ia mencari
perlindungan hanya dari Allah Subhanahu wa Ta’la. Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’lasebagai sebaik-baik pelindung…
Cintai Penciptamu
llah Subhanahu wa Ta’la, lupakah engkau akan Dia? Coba engkau fikirkan.. Sesungguhnya hanya Allah Subhanahu wa Ta’la
yang mencintaimu. Bagaimana tidak? Sedang Ia yang menciptakanmu, Ia
yang memberimu makan setiap hari dan hanya Ia yang mengertimu melebihi
dirimu sendiri. Bila engkau menyangka bahwa manusialah yang
menyayangimu, engkau salah besar saudaraku. Siapakah yang menciptakan
manusia-manusia itu? Allah Subhanahu wa Ta’la. Siapakah yang menumbuhkan rasa sayang di dada manusia-manusia itu hingga sampai kepadamu? Allah Subhanahu wa Ta’la. Jadi, siapakah yang yang benar-benar mencintaimu? Allah Subhanahu wa Ta’la.
Lalu kepada siapakah sepatutnya, selayaknya dan seharusnya engkau
serahkan cintamu? Kejam sekali bila engkau menjawab akan memberikan
cintamu kepada selain Dia. Apakah engkau hendak membuat tandingan dalam
mencintai Allah Subhanahu wa Ta’la? “Dan diantara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah, maka mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya,dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka
menyesal).“ (QS. Al Baqarah : 165)
Yang paling mengherankan adalah bila engkau beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’la
namun engkau tidak mencintai-Nya, engkau membutuhkan-Nya namun engkau
berpaling dari-Nya. Wahai saudaraku kaum muslimin… Sadarkah engkau…,
bagaimanapun durhakanya dirimu, Allah Subhanahu wa Ta’la
tetap memberikan rahmat-Nya padamu. Ia sungguh Maha Pemurah Maha
Penyayang dan Maha Penerima Taubat. Selangkah kau pada-Nya seribu
langkah Ia padamu. “Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di
sisi Allah hendaklah ia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam
dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hamba-Nya dalam kedudukan
sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. “ ( HR. Al Hakim)
Tingkat Cinta
Ada 3 macam cinta di dalam hidup ini :
1. Cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ladan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
2. Cinta tengah adalah cinta kepada orang tua, saudara, suami/isteri, kerabat karena Allah Subhanahu wa Ta’la
3. Cinta terendah adalah cinta yang menomorduakan Allah Subhanahu wa Ta’ladan Rasul-Nya.
Tanda-Tanda Cinta
Saudaraku kaum muslimin, ulama Ibnu Qayim Al Jauziah mendefinisikan
seseorang dikatakan sedang dilanda cinta bila telah ada tanda-tanda :
1. Menghujamkan pandangan mata Dapatlah kita ketahui orang yang dimabuk cinta akan selalu memandang kepada yang dicinta.
2. Malu-malu bila yang dicinta memandangnya Itulah salah satu sebab
mengapa Rasulullah SAW melarang shalat dengan menengadah ke atas ,
namun haruslah menunduk ke bawah sebagai adab menghadap Yang Maha
Tinggi. Bahkan rajapun akan marah bila pengikutnya berani menatap
wajahnya dan tidak menunduk ke bawah sebagai tanda hormat dan segan.
3. Banyak mengingat dan membicarakan dan menyebut namanya “Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka
berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar
kamu beruntung.“ (QS. Al Anfal : 45)
4. Tunduk pada perintah yang dicinta dan mendahulukannya daripada kepentingan sendiri. “Katakanlah
: “ Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad),
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran :31)
5. Memperhatikan perkataan yang dicinta dan mendengarkannya “
Bacalah Al Qur’an kepadaku.” “Adakah saya membacakannya kepada engkau,
padahal ia diturunkan kepada engkau? “ Rasulullah menjawab, “Aku suka
diriku mendengarkannya dari orang lain.“ Maka saya membacakan sejak
permulaan hingga ayat : “Maka bagaimanakah (keadaan orang-orang
kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dati
tiap-tiap ummat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi
atas mereka itu (sebagai ummatmu).“ (QS. An Nisaa: 41).
Beliau bersabda,” Cukup sampai di situ.” Maka saya mengangkat kepala
memandang beliau, yang ternyata beliau meneteskan air mata. (HR.
Bukhari & Muslim)
6. Mencintai rumah dan tempat kekasih Ribuan kaum
muslimin setiap tahunnya mendatangi Ka’bah. Mereka meninggalkan negeri
mereka menuju Mekkah demi memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta’la.
(QS. 2:26-27)
7. Mencintai apapun yang dicintai kekasih Anas bin Malik
menyenangi labu, karena dia melihat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam selalu memandang ke arah hidangan labu di atas mangkuk.
8.
Berkurban untuk mendapatkan keridhaan yang dicinta “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu’min dan dari diri mereka sendiri. “ (QS.Al Ahzab : 6)
Cinta Sejati
Mengapakah saudaraku kaum muslimin seringkali kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’la hanya bila ditimpa kesusahan saja, sedang dikala senang engkau tertawa sepuasnya hingga lupa akan Allah Subhanahu wa Ta’la. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’la selalu bersama hamba-hambaNya dikala suka dan duka… Sadarkah kau, Allah Subhanahu wa Ta’laitu
kekal, sedangkan makhluk-Nya dapat binasa. Bagaimana mungkin engkau
mengharapkan cinta manusia yang tak kekal, terlebih mencintai manusia
yang dia sendiripun tak tahu sampai kapan akan memberikan cintanya
kepadamu…
Yang demikian itu akan membuatmu terombang-ambing pada cinta yang
tak jelas adanya, menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan dalam
hatimu. Sampai kapankah engkau akan terus dalam keadaan seperti ini?
Rasulullah SAW bersabda : “Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. “ (HR.Athabrani) Engkau akan sangat rugi bila memperturutkan cinta nafsumu.
Cinta nafsu itu akan hilang seiring dengan waktu, sedang cinta Allah Subhanahu wa Ta’laitu kekal. Sejak engkau berupa setetes mani hingga kelak engkau di surga atau neraka, Allah Subhanahu wa Ta’la-lah
yang selalu bersamamu. Orang tua hanya menemanimu sejak engkau lahir
hingga kematianmu. Demikian pula kekasih, hanya bersamamu dalam
beberapa masa.
Saudaraku, dalam satu hati tidak mungkin ada dua cinta, salah
satunya harus kau keluarkan dari hatimu. Ingatlah, barangsiapa
mencintai selain Allah Subhanahu wa Ta’la, maka ia akan
disiksa denga cinta kepada selain-Nya itu. Bila engkau rasakan gelisah
setiap hari, hati berdebar tak tenteram, kerinduan yang menyesakkan
dada, maka berhati-hatilah karena bisa jadi siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, telah diturunkan atasmu. Pada hatimu. (ANW)
Diambil dari : http://www.akhwatmuslimah.com/2011/06/63/siksaan-cinta-untuk-orang-yang-mabuk-cinta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar